Kewajiban Mendidik Anak Menjadi Generasi Shalih
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2015/02/kewajiban-mendidik-anak-menjadi.html
Anak Shalih adalah hasil
usaha yang harus dipersiapkan, diolah dan diperjuangkan untuk dididik agar
memiliki kemampuan dalam mengemban tugas ibadah kepada Allah Ta’ala, karena ia
nanti akan menghadapi tantangan zaman yang nantinya berbeda dengan zaman orang
tuannya.
Anak Shalih merupakan impian semua orang
tua, masyarakat serta Negara yang sangat membutuhkan generasi yang memiliki
aqidah yang benar, amal yang shalih, akhlak yang mulia, akal yang cerdas, fisik
yang sehat dan kuat serta dekat dan cinta kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Tujuan pendidikan anak dalam Islam adalah
untuk menyiapkan individu yang mampu mengemban tugas ibadah kepada Allah Ta’ala
dan investasi manusia untuk kepentingan dunia dan akhirat. Islam tidak
membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum, dan haji saja, tetapi segala
apa yang dicintai Allah baik berupa ucapan maupun perbuatan, baik yang tampak
(zhahir) maupun tersembunyi (bathin) yang dilakukan secara ikhlas dan benar
sesuai tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka akan bernilai
ibadah.
Tak heran bila di kalangan pendahulu kita
yang shalih banyak kita dapati tokoh-tokoh besar yang kokoh ilmunya, bahkan
dalam usia mereka yang masih relatif muda. Dari kalangan sahabat, ada ‘Abdullah
bin ‘Umar, ‘Abdullah bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhum, dan banyak lagi. Kalangan setelah mereka, ada
Sufyan Ats-Tsauri, Al-Imam Malik, Al-Imam Asy-Syafi’i, dan Al-Imam An-Nawawi
rahimahumullah.
Begitulah memang. Dari sejarah kehidupan
mereka kita bisa melihat, mereka telah sibuk dengan ilmu dan adab semenjak usia
kanak-kanak. Jadilah –dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala– apa yang
mereka pelajari tertanam dalam diri dan memberikan pengaruh terhadap pribadi.
Demikian yang diungkapkan oleh ‘Alqamah,
“Segala sesuatu yang kuhafal ketika aku masih belia, maka sekarang seakan-akan
aku melihatnya di atas kertas atau lembaran catatan.” [Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa
Fadhlihi, 1/304]
Orang tua berperan dalam mengarahkan dan
membiasakan anak-anak untuk menyibukkan diri dengan ilmu agama sejak dini dan
menghasung mereka untuk mempelajari adab. Muhammad bin Sirin menuturkan, “(Para
pendahulu kita) mengatakan, ‘Muliakanlah anakmu dan perbaikilah adabnya!’.”
(Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/308) Senada dengan ini, Ibnul Anbari
mengatakan pula, “Barangsiapa mengajari anaknya adab semasa kecil, maka akan
menyejukkan pandangannya ketika si anak telah dewasa.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa
Fadhlihi, 1/306)
Baca juga Keburukan Dicatat Satu Tapi Siksanya Berlipat
Baca juga Keburukan Dicatat Satu Tapi Siksanya Berlipat
MENDIDIK ANAK, WAJIB!
Allah Ta’ala telah berfirman, “Wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...” [QS. At-Tahrim: 6]
‘Ali bin Abi Thalib menegaskan bahwa maksud dari ayat di atas adalah mendidik dan mengajari
keluarga. Sementara Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan, “Yakni,
hendaklah engkau memerintahkan mereka untuk berbuat taat kepada Allah dan
melarang mereka dari berbuat durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau
menerapkan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka
untuk menjalankannya. Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada
Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir]
Ath-Thabari menerangkan, “Wahai orang yang
benar keimanannya terhadap Allah dan Rasul-Nya, ‘Peliharalah diri kalian,’
Hendaklah satu sama lain saling mengajarkan sesuatu yang membuat kalian dapat
berlindung dan terhindar dari neraka, yaitu apabila mereka beramal dalam
ketaatan kepada Allah. Sedangkan firman-Nya ‘Dan (lindungi) keluarga kalian
dari neraka.’ Maksudnya adalah ajarkan keluarga kalian amal ketaatan kepada
Allah yang dapat melindungi mereka dari api neraka. [Tafsir Ath-Thabari, XXVIII/165]
ADVERTISE
Quantum Fiqih Corporation (QUFICORP.) adalah promotor manajemen majalah dan buku Islam yang menitik beratkan pada pengkajian Islam dengan aksentuasi tazkiyatun nufus. QUFICORP. dirintis oleh Brilly El-Rasheed untuk melayani berbagai penerbitan majalah dan buku Islam. Hingga saat ini QUFICORP. telah melayani cukup banyak klien, tetap maupun insidental.
Klien tetap QUFICORP. (update 2015) antara lain Yayasan As-Sholihin Surabaya (YAS), Pondok Pesantren Tauhidullah Surabaya, Yayasan Tunas Yatim Sejahtera Surabaya (YTYSS), Yayasan Al Akhbar Ar Refahiyah (YAR), Pondok Pesantren Maskumambang Gresik, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur, SBY Corporation, Yayasan As Sunnah Pasuruan, dll.
Ngaji juga ya di www.quantumfiqih.com dan quantumfiqih.wordpress.com.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id