Haruskah Kita Tersesat?
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2013/09/haruskah-kita-tersesat.html
Haruskah kita
menjadi fasiq karena nikmat terlambat dan rizqi terhenti serta harga diri terlucuti?
Syukur itu jangan menunggu kalau ada nikmat. Apa yang ada sesungguhnya lebih
butuh kita syukuri. Bukankah itu juga nikmat? Tak perlu risau akan rizqi esok
hari.
Haruskah kita
memaki Allah gara-gara bencana alam yang sebetulnya adalah ulah kita yang tidak
peduli alam dan kita tidak jaga alam dari para perusak?
Ketersesatan manusia
sesungguhnya adalah karena ketertipuannya terhadap apa itu kebenaran dan apa
itu kesalahan. Benar memang baik, salah memang buruk, akan tetapi standar benar
dan salah itu sendiri berbeda-beda. Oleh karenanya manusia sering salah
menetapkan standar kebenaran dan kesalahan, sehingga sebenarnya yang dilakukan
adalah keburukan tapi merasa melakukan kebaikan. Ketertipuan ini terwujud
melalui beberapa fase.
Pertama,
memandang keburukan sebagai kebaikan karena syaithan telah menghiasi keburukan
tersebut sehingga manusia memandangnya seperti sebagai kebaikan. [QS. Al-Hijr:
39]
Kedua, menamakan
keburukan dengan nama-nama yang disukai. [QS. Thaha: 20]
Ketiga, menamakan
kebaikan dengan nama-nama yang tidak disukai. [QS. Al-A’raf: 66, 90, Thaha: 63,
Al-Furqan: 8]
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id