Hanya Karena WajahNya…
http://brillyelrasheed.blogspot.com/2015/02/hanya-karena-wajahnya.html
Sungguh Maha
Besar Allah yang telah memberikan nikmat serta rahmatnya kepada seluruh
hamba-hambanya dengan menjadikan setiap amalan terdapat didalamnya niat. Dan
sungguh Allah Maha Luas Ilmunya yang dimana tidak sesuatu pun tersembunyi dari
pengetahuan dan pengelihatanNya. Sebagaimana dalam firmanNya,
قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ
يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang
ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah
mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”(QS. Ali
Imran: 29)
Wahai
saudaraku…tidaklah terdapat suatu amalan entah itu merupakan amalan baik
ataupun amalan buruk kecuali terdapat pula didalamnya niat. Karena niat adalah
suatu penentu dari hasil suatu amalan yang dilakukan oleh anak cucu Adam.
Karena niat merupakan suatu pembeda antara berbagai macam amalan.
Bicara tentang niat, Imam an-Nawawi berkata; “bahwasannya niat letaknya adalah didalam hati. Dan niat tempatnya bukanlah pada lisan dalam setiap amal perbuatan, oleh karenanya barangsiapa melafazhkan niat ketika berkeinginan untuk mendirikan shalat, puasa, haji, atau berwudhu, serta amalan-amalan lainnya, maka hal ini merupakan perbuatan yang tidak ada dasar dan contohnya dari Rasulullah dan telah mengada-ada dalam urusan Agama yang telah disempurnakan oleh Allah ini.
Baca juga Iman itu Sabar & Syukur
Wahai
saudara-saudariku… perlu kita pahami bersama bahwa niat juga tidak pernah lepas
dari kata ikhlas. Tidak semua niat bisa dikatakan ikhlas, akan tetapi ikhlas
adalah sebuah niat yang sangat dibutuhkan ketika seorang hamba akan beramal
shalih. Misalnya saja dalam ibadah, tidak akan diterima ibadah seorang hamba
tanpa adanya ikhlas, karena ikhlas merupakan syarat agar diterimanya ibadah
seorang hamba. Dan jika seorang hamba melakukan suatu amalan tanpa adanya
ikhlas maka sia-sialah amalannya tersebut. Lihatlah sabda Rasulullah,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ
امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan
sesungguhnya seseorang itu akan mendapatkan (ganjaran) sesuai dengan apa yang
diniatkannya” (Muttafaq
‘alaihi)
Berkata
syaikh al-Utsaimin; bahwa hadits diatas terdapat dua kalimat yang berbeda makna
atau lebih tepatnya yaitu kalimat sebab-akibat. Yang pertama, yaitu
pada kalimat “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya”. Syaikh
berkata kalimat ini merupakan sebab. Karena di setiap amalan harus disertai
dengan adanya niat!, dan tidak mungkin seorang yang berakal sehat serta tidak
dalam keadaan dipaksa ketika beramal dia tidak berniat. Sedangkan yang kedua,
yaitu kalimat “dan sesungguhnya seseorang itu akan mendapatkan
(ganjaran) sesuai dengan apa yang diniatkannya”. Ini merupakan akibat
atau hasil. Ya, jika seorang berniat dalam beribadah ikhlas karena mengharap
wajah Allah semata maka amalan tersebut tidaklah sia-sia, akan tetapi jika ia
berniat untuk mendapatkan kesenangan dunia yang sejatinya itu kenikmatan yang
menipu, maka amalannya sungguh sia-sia dan belum tentu ia mendapatkan
kesenangan yang menipu tersebut!.
Perhatikanlah
wahai saudara-saudariku, sangat banyak firman-firman Allah yang menjelaskan
serta memberikan kita peringatan agar kita jangan sampai tertipu oleh yang
namanya kenikmatan dunia. Diantaranya firman Allah,
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ
وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
“tidaklah kehidupan dunia ini kecuali hanya permainan
dan senda gurau, Dan sungguh kehidupan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang
yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?.” (QS. al-An’am; 32 )
Dan firman
Allah,
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.” (QS. al-Hadid;
20)
Serta firman
Allah dalam surat ar-Rahman ayat yang ke 26,
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ
ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“dan segala sesuatu didunia ini akan binasa, dan hanya
wajah Rabbmulah yang memiliki kebesaran serta kemuliaan yang akan tetap
kekal.” (QS. ar-Rahman; 26-27).
Jika telah
jelas mana yang tetap kekal, mengapa kita memilih sesuatu yang tidak kekal?.
Wahai
Saudara-saudariku…. Segala yang kita perbuat dalam kehidupan sehari-hari kita
bisa saja menjadi nilai ibadah disisi Allah. Dikarenakan sejatinya pengertian
daripada ibadah adalah seluruh perbuatan amal ataupun ucapan yang dicintai
serta diridhoi oleh Allah, baik itu bersifat lahiriyah ataupun batiniyah.
Dan ibadah
dapat diterima apabila terpenuhi syarat-syaratnya, yaitu:
1. Ikhlas
Allah
berfirman,
“Tidaklah mereka tidak diperintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah
dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. dan yang demikian
itulah agama yang lurus.”(al-Bayyinah:
5)
Yaitu
meniatkan segala amalan kebaikan hanya karena mengharap wajah Allah, bukan
karena ingin pujian orang serta kenikmatan duniawi! Mengapa begitu?!,
perhatikanlah firman Allah,
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan
baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki
pula” (al-Isra’: 18)
Dari ayat
diatas kita mengetahui bahwa sejatinya barangsiapa yang menginginkan kehidupan
duniawi saja, maka terkadang dia mendapatkannya dan terkadang pula dia tidak
mendapatkan apa-apa, karena duniawi memang menipu. Lain halnya dengan kehidupan
Akhirat, maka dia pasti mendapatkan apa yang dia usahakan sewaktu hidup
didunia. Sebagaimana firman Allah,
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُوراً
“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat
dan berusaha untuk mendapatkannya dengan sungguh-sungguh, dan dia seorang
mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya pasti dibalas dengan
baik”(al-Isra’: 19)
2. Ittiba’
Ittiba’
artinya adalah mengikuti, maksudnya yaitu mengikuti segala apa yang dicontohkan
oleh Rasulullah. Karena jika kita beribadah tanpa mengikuti contoh dari
Rasulullah pastilah tertolak. Sebagaimana Sabda beliau, “Barangsiapa
yang melakukan suatu amalan (ibadah) yang tidak ada contohnya dari kami
(Syari’at) maka dia tertolak (amalannya).” (Muttafaq alaihi)
Saudara-saudariku
yang dimuliakan Allah… Begitulah pentingnya niat, niat yang ikhlas tidak
dimiliki kecuali oleh orang-orang yang beriman. Semoga kita digolongkan oleh
Allah kedalam orang-orang yang beriman serta ikhlas dalam beramal shalih. Amin…
Wal hamdulillah wallahu a’lam.
Rajab 1435, Abu Ibrohim Al-Bihary
Referensi:
- Al-Quran
Al-Karim
- Al-Maktabah
Asy-Syamilah
- Syarh
Riyadush Shalihin min Kalaami Sayyidil Mursalin; Imam An-Nawawi
https://www.facebook.com/notes/793449687339446/
Ngaji juga ya di www.quantumfiqih.com dan quantumfiqih.wordpress.com.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Ngaji juga ya di www.quantumfiqih.com dan quantumfiqih.wordpress.com.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id