Pamali, Kualat, Karma, Mitos, Khurafat, Takhayyul, Nahas, Klenik, Syirik | KASYAF (Konsultasi Syari'ah dan Fiqih) | Taujih Khutbah Bahtsul Masail Fatwa Tarjih
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2021/02/pamali-kualat-karma-mitos-khurafat.html
*381 - Pamali, Kualat, Karma, Mitos, Khurafat, Takhayyul, Nahas, Klenik, Syirik*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Pertanyaan_
🧃 Sebetulnya pamali itu apa sih?
Ditanyakan oleh seseorang (0819-3046-2018) via WhatsApp pada _30 Januari 2021_
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Jawaban_
🍩 Sebenarnya umat Islam sudah punya prinsip, yaitu rukun iman yang keeman, yaitu iman kepada taqdir Allah yang baik maupun yang buruk. Label Pamali, Kualat, Karma, Mitos, Khurafat, Takhayyul, Nahas, Klenik, Syirik memang sangat mudah terlontar dari lisan kita. Padahal kaitannya terhadap hukum fiqih dan hukum di Akhirat sangat jauh.
🍟 Dalam Al-Qur`an dikisahkan kebiasaan masyarakat Mesir kuno yang sering menjadikan Nabi Musa sebagai ’kambing hitam’ atas kesialan yang menimpa mereka, tindakan tersebut disebut dengan tathayyur. ”Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” *[QS Al-A’raf [7]: 131]*
🧀 Orang-orang Arab Jahiliyyah tak jauh berbeda bertathayyur ; “Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami”.” [QS.Yasin [36]:19]
🍞 Menganggap sesuatu sebagai Pamali, Kualat, Karma, dan Nahas itu tergolong tathayyur, khurafat, takhayyul, sering juga dengan entengnya distatuskan klenik dan syirik. Wow. Sekali lagi, menstatuskan klenik (kahanah) dan syirik itu berat urusannya. Oleh karena itu Nabi membuat statemen tegas bahwa tidak boleh meyakini adanya kesialan yang disebabkan alias diciptakan sendiri oleh makhluq.
عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ((لا عدوى ولا طيرة ولا هامة ولا صفر، ولا نوء ولا غول، ويعجبني الفأل)) أخرجه مسلم في كتاب السلام، باب لا عدوى ولا طيرة ولا هامة ولا صفر ولا نوء، برقم 2222
“Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,bahwasanya beliau bersabda, _”Tidak ada ‘Adwa (penyakit menular), tidak Thiyaroh (merasa sial), tidak ada Haamah(burung hantu), tidak ada Nau (ramalan bintang/zodiak), tidak ada Ghaul (nama jin), dan aku menyukai al-Fa’l (optimis).”_ *[Shahih Muslim, Kitab As-Salam, Bab La ‘Adwa, wa La Thiyaroh, wa La Haamah,wa La Nau]*
🎨 Jadi kita diperkenankan menyematkan Label Pamali, Kualat, Karma, Mitos, Khurafat, Takhayyul, Nahas, Klenik terhadap sesuatu yang diyakini sesuatu tersebut sebagai pencipta kesialan secara mandiri, tanpa iradah dan qudrah Allah. Sebaliknya, meyakini Allah sebagai Satu-satunya Yang Berkehendak dan Berkuasa Menciptakan Kesialan dan Keberuntungan adalah rukun iman, sehingga bukan syirik bila meyakini Allah punya adat (kebiasaan) yang bisa dicermati dan diingat terkait penyebab kesialan dan keberuntungan, asalkan tetap meyakini bahwa Allah Al-Khaliq Al-Qadir dan seterusnya.
🏵 Saat kami mengaji Kitab Tafsir Al-Jalalain, ada keterangan, Nabi Yunus tatkala abaqa (pergi meninggalkan) kaumnya yang tidak mau menerima dakwah, Beliau menumpang kapal, lalu kapal diterjang badai ombak. Para penumpang langsung berinisiatif melakukan undian siapa yang akan dijatuhkan ke laut karena para penumpang meyakini pasti badai ombak ini akibat ada penumpang yang abaqa, di mana perbuatan abaqa dilarang agama.
📒 Dipaparkan di dalam kitab Tuhfah Al-Murid halaman 58,
ﻓﻤﻦ ﺍﻋﺘﻘﺪ ﺃﻥ ﺍﻷﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﻌﺎﺩﻳﺔ ﻛﺎﻟﻨﺎﺭ ﻭﺍﻟﺴﻜﻴﻦ ﻭﺍﻷﻛﻞ ﻭﺍﻟﺸﺮﺏ ﺗﺆﺛﺮ ﻓﻰ ﻣﺴﺒﺒﺎﺗﻬﺎ ﺍﻟﺤﺮﻕ ﻭﺍﻟﻘﻄﻊ ﻭﺍﻟﺸﺒﻊ ﻭﺍﻟﺮﻯ ﺑﻄﺒﻌﻬﺎ ﻭﺫﺍﺗﻬﺎ ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻓﺮ ﺑﺎﻹﺟﻤﺎﻉ
Orang yang berkeyakinan segala sesuatu adalah tergantung pada sebab dan akibat dengan sendirinya , seperti api menyebabkan membakar, pisau menyebabkan memotong, makanan menyebabkan kenyang, minuman menyebabkan segar dan lain sebagainya (tanpa ikut campur Allah) maka hukumnya kafir menurut kesepakatan para ulama’.
ﺃﻭ ﺑﻘﻮﺓ ﺧﻠﻘﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻬﺎ ﻓﻔﻰ ﻛﻔﺮﻩ ﻗﻮﻻﻥ ﻭﺍﻷﺻﺢ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﻜﺎﻓﺮ ﺑﻞ ﻓﺎﺳﻖ ﻣﺒﺘﺪﻉ ﻭﻣﺜﻞ ﺍﻟﻘﺎﺋﻠﻴﻦ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻟﻤﻌﺘﺰﻟﺔ ﺍﻟﻘﺎﺋﻠﻮﻥ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﺨﻠﻖ ﺃﻓﻌﺎﻝ ﻧﻔﺴﻪ ﺍﻹﺧﺘﻴﺎﺭﻳﺔ ﺑﻘﺪﺭﺓ ﺧﻠﻘﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ
Orang yang berkeyakinan segala sesuatu adalah terjadi sebab sesuatu atau perkara yang Allah menetapkan kekuatan (kelebihan) di dalamnya maka menurut pendapat yang paling shahih, orang tersebut tidak sampai Kafir, akan tetapi dihukumi Fasiq dan Ahli Bid’ah. Demikian ini seperti Kaum Mu’tazilah yang berkeyakinan bahwa seorang hamba adalah pelaku perbuatannya sendiri dengan sifat kemampuan yang diberikan Allah pada dirinya
ﻓﺎﻷﺻﺢ ﻋﺪﻡ ﻛﻔﺮﻫﻢ ﻭﻣﻦ ﺍﻋﺘﻘﺪ ﺍﻟﻤﺆﺛﺮ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻜﻦ ﺟﻌﻞ ﺑﻴﻦ ﺍﻷﺳﺒﺎﺏ ﻭﻣﺴﺒﺒﺎﺗﻬﺎ ﺗﻼﺯﻣﺎ ﻋﻘﻠﻴﺎ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺼﺢ ﺗﺨﻠﻔﻬﺎ ﻓﻬﻮ ﺟﺎﻫﻞ
Orang yang berkeyakinan segala sesuatu adalah perbuatan Allah, hanya saja Allah telah menjadikan sebuah sebab yang memastikan akan terjadinya akibat, seperti apabila demikian maka akan terjadi demikian, atau terjadi ini pasti disebabkan oleh itu, maka orang yang berkeyakinan seperti ini adalah tergolong orang yang bodoh
ﻭﺭﺑﻤﺎ ﺟﺮﻩ ﺫﻟﻚ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻓﺈﻧﻪ ﻗﺪ ﻳﻨﻜﺮ ﻣﻌﺠﺰﺍﺕ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻟﻜﻮﻧﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻑ ﺍﻟﻌﺎﺩﺓ ﻭﻣﻦ ﺍﻋﺘﻘﺪ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺆﺛﺮ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺟﻌﻞ ﺑﻴﻦ ﺍﻷﺳﺒﺎﺏ ﻭﺍﻟﻤﺴﺒﺒﺎﺕ ﺗﻼﺯﻣﺎ ﻋﺎﺩﻱ ﺑﺤﻴﺚ ﻳﺼﺢ ﺗﺨﻠﻔﻬﺎ ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺟﻰ ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻫـ
Orang yang berkeyakinan segala sesuatu adalah perbuatan Allah, dan menjadikan sebab dari terjadinya akibat hanya sebagai kebiasaan saja, seperti apabila terjadi demikian maka biasanya akan terjadi demikian, maka orang yang berkeyakinan seperti ini adalah tergolong orang Mukmin yang selamat.
🗃 Mari kita simak pula penjelasan Imam Syafi’i sebagaimana dinukil Syaikh Burhanuddin bin Firkah dan dicatat Tajuddin As-Subki berikut,
إِن كَانَ المنجم يَقُول ويعتقد أَن لَا يُؤثر إِلَّا الله لَكِن أجْرى الله تَعَالَى الْعَادة بِأَنَّهُ يَقع كَذَا عِنْد كَذَا والمؤثر هُوَ الله فَهَذَا عندى لَا بَأْس بِهِ وَحَيْثُ جَاءَ الذَّم ينبغى أَن يحمل على من يعْتَقد تَأْثِير النُّجُوم وَغَيرهَا من الْمَخْلُوقَات انْتهى
“Apabila ahli nujum itu berkata dan meyakini bahwasanya tidak ada yang dapat memberi pengaruh [baik-buruk] selain Allah, hanya saja Allah menjadikan kebiasaan bahwa terjadi hal tertentu di waktu tertentu sedangkan yang dapat memberi pengaruh hanyalah Allah semata, maka ini menurutku tak mengapa. Celaan yang ada terhadap hal ini seyogyanya dibawakan dalam konteks apabila diyakini bahwa bintang-bintang itu atau makhluk lainnya bisa memberikan pengaruh [baik-buruk].” *[Thabaqât Asy-Syâfi’iyah Al-Kubrâ, juz 2 halaman 102]*
🛡 Memang harus diakui bahwa praktek semacam ini beresiko pada ketergelinciran dalam hal aqidah. Para ahli nujum, yang biasanya merumuskan perhitungan seperti ini, banyak yang tidak paham soal aqidah sehingga para ulama senantiasa memperingatkan agar tidak mendatangi atau mempercayai mereka. Syaikh Taqiyuddin Al-Hishni menjelaskan,
المنجم في عرف الناس كهؤلاء الذين يضربون بالرمل فإنهم فسقة ومنهم من يكون سيىء الاعتقاد وهو زنديق كافر وقد صح عن رسول الله صلى الله عليه و سلم أنه قال من أتى عرافا لم تقبل له صلاة أربعين يوما
“Para ahli nujum dalam kebiasaan yang ada di masyarakat, seperti orang-orang yang mengundi nasib dengan kerikil, adalah orang-orang fasik. Sebagian mereka ada yang aqidahnya buruk, dia yang demkian adalah zindiq dan kafir. Padahal telah sahih dari Nabi Muhammad ﷺ bahwa beliau bersabda: Siapa yang mendatangi tukang ramal, maka tak diterima shalatnya selama empat puluh hari.” *[Kifâyat Al-Akhyâr, halaman 138]*
🎁 Oleh karena itu, diantara kalimat yang wajib kita ucapkan demi menyelamatkan iman kita dari tathayyur, takhayyul, pamali, mitos, khurafat, klenik, kualat, karma, dan lain-lain Rasulullah sebagaimana dalam kitab Marasil nya Imam Abu Dawud pernah bersabda bahwa “seorang hamba tidak jarang terlintas dalam qalbunya merasa sial karena suatu kejadian, apabila merasakan hal itu maka ucapkanlah,
أَناَ عَبْدُ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لاَقُوَّةَ الاّ باللهِ لَايَأْتِى بِالْحَسَنَاتِ الاّ اللهُ وَلَا يُذْهِبُ السَّيِّئَاتِ اِلاَّ اللهُ أَشْهَدُ أَنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
"Aku hamba Allah, segala sesuatu atas kehendak Allah, tiada kekuatan melainkan dari Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah, dan tidak ada yang menghilangkan keburukan kecuali Allah. Aku bersaksi bahwasanya Allah Maha Mampu atas segala sesuatu”
⏰ Pun demikian, sekali lagi, wawasan tentang tathayyur, takhayyul, pamali, mitos, khurafat, klenik, kualat, karma, dan lain-lain tidak secara total harus diabaikan, tidak terlarang pula kita pelajari, asal iman kita tetap. Sebab bisa jadi akal seseorang tidak berhasil memahami logika kronologis sesuatu lalu dengan serampangan menstatuskannya sebagai pamali, mitos, khurafat, kualat dan semacamnya.
🧺 Sebagai misal, tidak boleh mengencingi sumur air zamzam. Semua paham itu tidak boleh tapi kenyataannya tidak ditemukan sepengetahuan kami adanya larangan secara tekstual. Namun banyak ulama meyakini, siapa yang berani mengencingi sumur air zamzam akan sulit hidupnya. Secara logika, sebagian orang bisa saja menolak, ah itu khurafat, toh bisa saja Allah mensucikan sumur air zamzam yang terkencingi. Itu logika yang centang perenang. Padahal ada logika syar'inya. Fahimtum?
💎 Begitu pula, Allah punya adat, siapa yang menerbangkan pesawat ke arah awam Cumulonimbus berpotensi besar akan jatuh pesawatnya. Meyakini awan Cumulonimbus sebagai penyebab kecelakaan pesawat itu kufur. Tapi meyakini Allah biasanya menjadikan pesawat tidak selamat menembus awan Cumulonimbus adalah keyakinan tauhid, sehingga kita harus menghindari awan Cumulonimbus.
📝 Dijawab oleh Abu Abizard *H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.* bin H. Yulianto
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📺 BCQUFI (Broadcast Quantum Fiqih) telah melayani KASYAF (Konsultasi Syariah dan Fiqih) hampir 430 sesi secara gratis/free tanpa syarat, baik secara tatap muka atau jarak jauh, baik lisan maupun tertulis, baik masalah Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq, Keluarga, dan lain sebagainya. Sampaikan pertanyaan melalui ustadzjibril@gmail.com atau http://wa.me/6282140888638. Jangan lupa sampaikan nama dan kota domisili. Jika pertanyaan mengandung aib, maka identitas penanya akan dirahasiakan.
🍇 Belanja Al Quran, Buku Islami, Kurma, Zaitun, Camilan dan lain-lain di www.shopee.co.id/brillyelrasheed
🍉 Sudah kami terima infaq dari Ibu Widyanti dan Pak Widodo sekeluarga sejumlah Rp 1.700.000,- semoga menjadi pembuka keberkahan dari Allah untuk Ibu Widyanti sekeluarga dunia-Akhirat
😎 Alhamdulillah, BCQUFI telah melengkapi perpustakaan dengan koleksi Kitab berbahasa Arab mulai 1 Februari 2021 untuk meningkatkan kualitas layanan. Belanja Kitab menelan biaya Rp 1.261.900,- untuk Kitab Hasyiyah Shawi, Faidh Al-Qadir dan Ihya' 'Ulumiddin. Terimakasih kami haturkan kepada donatur yang turut berpartisipasi menyumbangkan dana untuk belanja Kitab. Semoga layanan BCQUFI semakin bagus.
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id