Bijaksana, Begitu Mempesona
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2012/05/bijaksana-begitu-mempesona.html
Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Karakter bijaksana senantiasa
mencuri perhatian massa. Orang-orang yang bijaksana selalu menarik simpati
siapapun yang memandangnya. Mereka diberi kemampuan menyikapi apapun dengan
penuh kearifan dan perhitungan yang matang, sehingga di belakang tidak muncul
penyesalan yang kadang tak bisa lekang. Mereka pun bisa menikmati kehidupan
ini. Hari-harinya tidak disibukkan dengan dramatisasi beratnya terpaan cobaan.
Dia sikapi masalah dengan tenang dan proporsional.
Sebagaimana didefinisikan dalam
kamus Lisan Al-‘Arab, bahwa orang yang dianugerahi hikmah sangat
menguasai masalah apapun secara profesional dan luas pengalamannya. Orang yang
dikaruniai hikmah akan jauh dari celaan dan kenistaan, seperti dikatakan Ibnu Hajar
dalam Fat-h Al-Bari dimana beliau menafsirkan hikmah sebagai segala
sesuatu yang dapat mencegah dari kebodohan dan celaan akibat perbuatan tercela.
Mereka yang disinari Allah dengan
cahaya kebijaksanaan (hikmah) tidak risau bila dunia pergi darinya dan tidak
terpukau bila harta datang sepenuh pulau. Hati yang dipancari sinar hikmah akan
dapat melihat segala sesuatu dari perspektif Al-Qur`an dan As-Sunnah, yang
sejatinya keduanya merupakan sumber hikmah, sehingga respon yang diberikannya
sebisa mungkin bersih dari noda dosa yang nista. Kalaupun pernah terjatuh dalam
lubang dosa, akan segera bisa bangkit bertaubat dan tidak akan lagi terjatuh
padanya, sebagaimana diungkapkan oleh Rasulullah, “Seorang mu`min tidak akan
tersandung dua kali karena satu batu.” [Shahih Al-Bukhari no. 6133]
Sebelum berbuat, apapun, pemilik
karakter hikmah akan mempersiapkan diri menghadapi segala konsekuensi.
Senantiasa waspada dari keterpurukan dan ketergelinciran. Nabi Muhammad
menyarankan,
وَلَا تَكَلَّمْ
بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ
“Jangan berucap dengan suatu
perkataan yang menjadikan engkau nantinya menyesal.” [Shahih Sunan Ibnu
Majah no. 3363]
Berkenaan dengan hadits ini, ada
ucapan Al-Khaththabi yang bagus, “Hendaklah mu`min senantiasa teguh dan
waspada, jangan sampai lalai dan tertipu beberapa kali, kadang dalam persoalan
din (Islam), sebagaimana dalam persoalan dunia, dan persoalan din lebih utama
untuk diwaspadai.” [Fat-h Al-Bari 1/530]
Karenanya pernah kita mendengar
Al-Bukhari mengutarakan prinsip hidup yang simple namun penuh manfaat, “Berilmu sebelum beramal.” Sangat tepat
sekali. Atau motto para pakar kesehatan, “Mencegah lebih baik daripada
mengobati.” Prinsip yang sangat simbolik-holistik.
Pilar Kebaikan
Beruntunglah
orang yang dikaruniai oleh Allah hikmah, karena hikmah adalah karunia kebaikan
yang melimpah. “Barangsiapa dianugerahi hikmah, maka sungguh ia telah diberi
kebaikan yang banyak.” [Al-Qur`an surah Al-Baqarah no. 269]
Pantaslah bila Allah tidak melarang iri kepada orang-orang
yang Allah beri hikmah. Rasulullah menyatakan, “Tidak boleh iri kecuali
kepada dua orang; orang yang diberi harta oleh Allah kemudian ia
mengalokasikannya dalam kebenaran; dan orang yang dianugerahi hikmah kemudian
ia melaksanakan dan mengajarkannya.” [Shahih Al-Bukhari no. 7141]
Hikmah adalah pilar kebaikan, darinya lahir kemuliaan dan
keagungan kepribadian muslim. Pemilik hikmah akan memiliki tiga inti akhlak
mulia, sebagaimana ditulis Doktor Sa’id Al-Qahthani dalam Al-Khuluq Al-Hasan
fi Dhau` Al-Kitab wa As-Sunnah, adil yang dapat mencegah si empunya dari
zhalim, hilm (lemah lembut) yang bisa menghindarkan si empunya dari
amarah, dan ilmu yang mampu menghalangi si empunya dari sikap bodoh.
Sementara orang yang tidak dikehendaki Allah memiliki
hikmah, sehingga ia tidak memiliki tiga inti akhlak mulia itu, maka ia akan
jauh dari kemuliaan akhlak. Dalam Madarij As-Salikin 2/294, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
menyebutkan, “Sumber munculnya semua akhlaq yang rendah dan tercela
ada empat hal yang menjadi pilar dan penyangganya, (1) Al-Jahlu (kebodohan),
(2) Azh-Zhulm (kezhaliman), (3) Asy-Syahwah (syahwat/nafsu yang tak
terkendali), (4) Al-Ghadhab (kemarahan).”
Kita berlindung kepada
Allah dari terhalang mendapatkan karakter hikmah. Pasalnya, Allah memerintahkan
kita untuk menghiasi dakwah dengan hikmah agar dakwah tak berbuah sepah. “Serulah
kepada jalan Rabb-mu dengan penuh hikmah dan pelajaran yang baik.”
[Al-Qur`an surah An-Nahl no. 125]
‘Ali bin Abi Thalib
pernah memberikan masukan kepada para da’i, “Berbicaralah kepada manusia dengan
apa yang mereka mengerti, atau inginkah kalian Allah didustakan?” Apa yang dinyatakan
‘Ali ini merupakan bagian dari dakwah yang bijak, penuh hikmah. Mendakwahkan Islam adalah kebaikan. Tapi kalau metodenya salah, bisa-bisa
Islam dianggap sebuah rekayasa belaka.
Begitu urgennya hikmah bagi kejayaan Islam, sampai-sampai
Allah membekali Rasulullah dengan hikmah. Yaitu tatkala Rasulullah hendak
menjalani momentum isra` dan mi’raj. Ketika itu beliau masih tinggal di Makkah.
Suatu malam, atap rumah Rasulullah membuka, kemudian Jibril turun dan membuka
dada Rasulullah dan membasuhnya dengan air zamzam. Jibril membawa bejana emas
yang berisi hikmah dan iman kemudian menuangkannya ke dalam dada Rasulullah.
Setelah Jibril menutup kembali dada Rasulullah, Jibril memegang tangan beliau
dan mengajak beliau naik ke langit. [Shahih Al-Bukhari no. 3164; Shahih Muslim
no. 163]
Peristiwa penuangan hikmah ke dada Rasulullah ini telah
diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur`an beberapa kali. “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mu`min ketika
Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan
Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [Al-Qur`an
surah Ali ‘Imran no. 164]
Jadi, yang dibekali Allah dengan hikmah itu tidak hanya
Rasulullah Muhammad, tapi seluruh nabi dan rasul. Sebagaimana Allah sebutkan
dalam surah Al-Baqarah no. 129, 231, dan surah Al-Jumu’ah no. 2.
Jalan Menggapai Hikmah
Hikmah itu ada dua dari segi sumbernya, pertama hikmah
dari judzur fithriyyah (bawaan semenjak lahir). Orang yang dari lahir
sudah ditaqdirkan Allah memiliki sifat hikmah adalah orang yang paling
beruntung lagi bahagia. “Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya.” [Al-Qur`an surah Al-Baqarah no. 269] Namun orang yang semenjak lahir belum memiliki sifat hikmah tidak berarti
selamanya tidak mungkin memilikinya, karena hikmah bisa didapatkan dari usaha.
Diutarakan oleh Rasulullah,
لاَ حَلِيْمَ
إِلاَّ ذُوْ عثرَةٍ, وَلاَ حَكِيْمَ إِلاَّ ذُوْ تَجْرِبَةٍ
“Tidak akan
berkarakter hilm (lembut nan santun) kecuali yang pernah berbuat salah. Dan
tidak akan berkarakter hikmah kecuali yang berpengalaman.” [Al-Adab
Al-Mufrad, Al-Bukhari]
Ini artinya, ada peluang besar untuk meraih karakter
bijaksana, yaitu memperbanyak pengalaman, kemudian mengambil pelajaran darinya.
Pengalaman pun tidak hanya dari diri sendiri tapi juga dari orang lain, sesama
mu`min. Rasulullah telah mengisyaratkan perlunya memetik ibrah dari pengalaman
hidup saudara seiman, “Mu`min itu cermin bagi mu`min yang lain. Dan mu`min
itu saudara bagi mu`min yang lain.” [Hasan: Shahih Al-Jami’ no. 6656]
Selanjutnya, langkah meraih karakter hikmah adalah bergaul
dengan para ulama, sebagaimana pesan Luqman Al-Hakim kepada anaknya, “Wahai
anakku, duduklah bersama para ulama, bersimpuhlah di hadapan mereka dengan
kedua lututmu. Sesungguhnya Allah menghidupkan qalbu dengan cahaya hikmah,
sebagaimana Allah menghidupkan tanah yang tandus dengan tetes air hujan.” [Al-Muwaththa`
Malik]
Pesan Luqman ini sangat imperatif bagi kita. Tidak heran,
Luqman telah dipuji oleh Allah, “Dan Kami telah memberi Luqman hikmah, untuk
bersyukur kepada Allah, barangsiapa bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk
dirinya sendiri, dan barangsiapa
mengingkari, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”
[Al-Qur`an surah Luqman no. 12]
Ada cara lain untuk memupuk karakter hikmah, yaitu
membaca dan merenungi syair-syair yang bagus, yang tidak tercemari kata-kata
yang merusak, kata-kata yang melenceng dari Islam apalagi yang menyelisihi
Islam. Karena Nabi Muhammad pernah
menyebutkan, “Sesungguhnya di antara
syair itu ada yang mengandung hikmah.” [Shahih Al-Bukhari no. 5793]
Lihatlah!
Syair yang baik saja, Rasulullah memujinya sebagai jalan mendapatkan hikmah.
Sebetulnya, ini merupakan sindiran bagi sebagian orang yang meninggalkan
Al-Qur`an dan As-Sunnah, lalu lebih memilih syair-syair, dalam rangka meraup
hikmah. Rasulullah menggunakan kata ‘di
antara’ itu menunjukkan tidak semua syair mengandung hikmah. Sementara
Al-Qur`an dan As-Sunnah sudah jelas-jelas mengandung hikmah, karena Allah-lah
pemilik hikmah, dan Allah-lah yang memberikan hikmah kepada manusia.
Lantas
mengapa malah meninggalkan Al-Qur`an dan As-Sunnah, lantas beralih kepada
syair, kalau memang menginginkan hikmah? Seharusnya, mencari hikmah itu diawali
dengan mendalami Al-Qur`an dan As-Sunnah, baru kemudian ditambah dengan
mengkaji syair-syair yang baik, untuk memperkuat qalbu meyakini kebenaran
hikmah-hikmah dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Bijaksana memang begitu mempesona. Cara meraihnya pun
harus dengan tindakan yang mempesona. Adakah diri kita termasuk orang yang bijaksana?
Artikel brillyelrasheed.blogspot.com
Artikel ini sudah pernah dimuat di Majalah Islam Nasional Ar-Risalah.
Ikuti channel telegram.me/manajemenqalbu
Gabung Grup Whatsapp Islamia 082140888638
Follow brillyelrasheed561.wordpress.com
Gabung facebook.com/groups/grupislamia
Klik juga quantumfiqih.wordpress.com
Bersosial entrepreneurship di www.sbycorporation.com
Dapatkan buku-buku Islami inspiratif-motivatif-kontemplatif karya Brilly El-Rasheed, S.Pd.: (1) Golden Manners Rp 60.000,-; (2) Mendekat Kepada Allah Rp 38.000,-; (3) Kutunggu di Telaga Rp 40.000,-; (4) Quantum Iman Rp 62.000,-; (5) Benteng Umat Islam Rp 42.000,-; (6) Maksiat dalam Taubat Rp 39.000,-; (7) Titisan Ahli Surga Rp 35.000,-; (8) Menepi dari Dunia Rp 55.000,-; (9) Jangan Rp 44.000,-; melalui kontak masing-masing penerbit atau melalui Brilly Online Bookstore (BOOST) di 08155241991.
Mobil Indonesia, Honda HRV, Honda Brio, Honda Mobilio, Honda Jazz, Honda City, Honda Civic, Honda Freed, Honda CRV, Honda Accord, Honda Odyssey, Honda CRZ, Honda BRV, Suzuki APV, Suzuki Ertiga, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Karimun, Suzuki Swift, Suzuki Spalsh, Suzuki SX4, Toyota Camry, Toyota Vios, Toyota Corolla Altis, Toyota Prius, Toyota Yaris, Toyota Etios Valco, Toyota Agya, Toyota NAV, Toyota Alphard, Toyota Kijang Innova, Toyota Avanza, Toyota Avanza Veloz, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Toyota Rush, Toyota RAV4, Toyota Dyna, Toyota Hiace, Toyota Hilux,
Perusahaan Otomotif Indonesia, Astra, Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Mitsubishi, Honda, Yamaha, Piaggio, Toyota, Hino, Hyundai, Nissan, AMT, Kawasaki, Aspira, Vespa, Trucks, Chevrolet, Ford, Proton, Peugeot, Kia, Krama Yudha Tiga Berlian, Honda, Gaya,
Perusahaan Motor Indonesia, Helroad, Kanzen, Viar, Astra Honda, Yamaha, Suzuki, Kaisar, Kawasaki, Minerva, Cleveland, Piaggio, Triumph, BMW, Hero, Vespa, Viva, TVS, Harley Davidson, Happy, Gazgas, Betrix, Bajaj, Benelli, KTM, Ducati, Kymco Benson, Jialing, Dayang, Agusta MV, Hyosung, Husqvarna,
Perguruan Tinggi Islam Negeri, Universitas Islam Madinah, Universitas Islam Indonesia, Universitas Al-Azhar Kairo, Universitas Al-Azhar Indonesia, Universitas Paramadina, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Muhammadiyah, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sains Al-Qur`an, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Universitas Islam Negeri Alauddin, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Universitas Islam Negeri Walisongo, IAIN Ambon, IAIN Antasari, IAIN Bengkulu, IAIN Datokarama, IAIN Imam Bonjol, IAIN Mataram, IAIN Padangsidempuan, IAIN Palopo, IAIN Pontianak, IAIN Purwokerto, IAIN Raden Intan, IAIN Salatiga, IAIN Samarinda, IAIN Sultan Amai, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, IAIN Sultan Thaha Saifuddin, IAIN Surakarta, IAIN Syekh Nurjati, IAIN Ternate, IAIN Tulungagung, IAIN Bukittinggi, IAIN Jember, IAIN Sultan Qaimuddin, IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, IAIN Palangkaraya, Institut Ilmu Al-Qur`an, STAIN Al-Fatah, STAIN Batusangkar, STAIN Curup, STAIN Gajah Putih, STAIN Jurai Siwo, STAIN Kediri, STAIN Kerinci, STAIN Kudus, STAIN Malikussaleh, STAIN Manado, STAIN Pamekasan, STAIN Parepare, STAIN Pekalongan, STAIN Ponorogo, STAIN Sorong, STAIN Syekh Abdurrahman Sidik, STAIN Syekh M. Djamil Djambek, STAIN Watampone, STAIN Meulaboh Aceh Barat.
Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI, Shiddiqiyah, Wahidiyah.
Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id