Penanggung Jawab Kesesatan
http://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/05/penanggung-jawab-kesesatan.html
Atas dasar image Islam sebagai sumber kesesatan, banyak orang
yang kemudian mencampakkan Islam, acuh dengan nasib Islam, tidak peduli Islam
dicaci, dihina, dihujat. Tanpa sadar, sebenarnya mereka yang menerapkan sikap
preventif yang menyimpang tersebut, sudah keluar dari Islam. Tentu jika mereka
tidak tahu bahwa perbuatan mereka itu adalah pembatal keislaman, maka mereka
tidak dihukumi keluar dari Islam. Hanya Allah yang menghukumi keadaan mereka
itu. Tapi jika mereka tahu, dan mereka tetap saja meninggalkan Islam dengan
alasan apa pun, maka dapat dipastikan dia adalah nonmuslim.
Keadaan mereka ini seperti kaum munafik, terombang-ambing,
tidak ikut kelompok ini (umat Muslim) tidak juga ikut kelompok itu (umat
Nonmuslim). Tidak mau membenarkan Islam karena otaknya sudah termindset
bahwa kesesatan itu karena menekuni belajar Islam, juga tidak mau menyalahkan
Islam, karena tidak mau disebut sebagai orang kafir.
Di samping itu, mereka menganggap sikap preventif (dalam
perspektif mereka) tersebut sebagai sikap yang benar dalam beragama Islam.
Tidak perlu terlalu fanatik. Demikianlah yang disebut oleh Allah, "Maka
apakah orang-orang yang dijadikan (setan) menganggap baik perbuatannya yang
buruk, lantas dia memandang perbuatannya itu baik, (sama dengan orang yang
tidak ditipu oleh setan—pnrj)?" [Al-Qur`an surah Fathir no.8] "Maka apakah orang yang
berpegang teguh pada keterangan yang datang dari Rabbnya, sama dengan orang
yang dijadikan (setan) memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti
hawa nafsunya?" [Al-Qur`an surah Muhammad no.14]
Sikap
preventif yang didasari atas ketakutan
terjerumus pada kesesatan tidak selamanya benar juga tidak selamanya
salah. Dengan tindakan preventif tersebut, salah satunya akan diketahui mana
manhaj (metode/cara beragama) yang benar dan mana manhaj yang salah.
Orang-orang yang tulus ingin mengaktualisasikan Islam dalam kesehariannya, maka
ia tidak akan salah dalam menyelamatkan diri dari kesesatan. Yang ia lakukan
adalah mencari metode yang benar dan mengimplementasikannya, serta membuang
jauh-jauh metode yang salah.
Kalau mau jujur dan berpikir jernih, yang menjerumuskan ke dalam kesesatan bukan Islam itu sendiri. Ibaratnya, orang menuju sebuah tempat melalui beberapa jalan, maka ketika dia tersesat, jangan salahkan tempat yang akan dituju, tapi salahkan orang itu karena ia menempuh jalan yang salah. Sama halnya dengan Islam. Kalau ada orang yang tersesat ketika dia hendak mempelajari Islam, maka jangan salahkan Islam, tapi salahkan metode yang digunakannya.
Baiklah. Kemudian, jika kita
kilas balik, apa penyebab bisa salah metode, kita akan temukan bahwa keengganan
untuk kembali kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah
(generasi pendahulu dalam Islam) lah yang menjadi faktor utamanya. Ketika
keengganan ini dienyahkan, maka metode yang benar dalam memahami Islam akan
didapat, dan alhasil, kita tidak akan tersesat. Kenapa harus dengan pemahaman
Salaful Ummah? Jawabannya seperti yang dikatakan oleh Al-Imam Malik,
"Tidak akan baik generasi akhir dari umat ini kecuali dengan apa yang
membuat baik generasi awal umat ini."
Jika kita
kilas balik lebih jauh lagi, apa penyebab kebanyakan manusia salah metode dalam
berIslam? Jawabannya, sikap taqlid yang membabi buta kepada para pemuka agama,
sendiko dawuh atau sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat) kepada
orang-orang yang diklaim sebagai ulama pewaris para nabi, yang sebetulnya
mereka adalah para pemimpin kesesatan. Mereka berjalan dan memberi petunjuk
tanpa ilmu. Yang akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. Rasulullah berkata,
إن أخوف ما أخاف على أمتي الأئمة المضلون
"Sesungguhnya
sesuatu yang paling aku takutkan atas umatku adalah pemimpin kesesatan."
[Shahih: Shahih Al-Jami', no.1551]
Dengan demikian, pemimpin agama sangat mempengaruhi metode
agama yang diambil masyarakat dalam memahami Islam. Jika pemimpin agama
mengambil metode yang sesat, maka masyarakat pengikutnya juga akan sesat.
Sedangkan bila pemimpin agama menempuh metode yang benar, maka masyarakat pun
akan benar. Dan sekali lagi perlu dicamkan, bukan Islam yang menjadi sumber
kesesatan, tapi metode dalam memahami Islam lah yang harus dituduh sebagai
biang keladi kesesatan. Sebab metode yang salah dalam memahami Islam, akan
membawa seseorang pada kesesatan.
| Peluang keuntungan tiga kali lipat di bisnis krupuk kedelai, bukan MLM, murni jualan krupuk, hubungi 081331803401 |
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id