9 dari Sekian Banyak Karakter Agama Islam

Oleh Brilly El_Rasheed, S.Pd.

Pertama, Islam mengaksentuasi nilai-nilai akhlak mulia, Islam sama sekali tidak berisi ajaran untuk berbuat hina, Islam melarang pemeluknya memiliki karakter tercela. Nabi bersabda, “Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu bukanlah dari ajaran Islam dan sesungguhnya manusia yang paling baik keislamannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya.” [Hasan: Musnad Ahmad no. 19915; Mu’jam Al-Kabir Ath-Thabrani no. 2037; Musnad Abu Ya’la; Musnad Ibnu Abi Syaibah; dan lainnya. Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 2653]

 

Kedua, Islam ditransmisikan dari sejak Nabi Muhammad hingga hari qiyamah, dari generasi ke generasi melalui sistem transmisi yang paling akurat yang disebut sanad atau isnad, dan senantiasa ada sebagian pemeluknya yang memegang teguh sistem transmisi ini, untuk menjaga keotentikan, validitas dan akurasi konstruksi agama Islam.

Ketiga, Islam menolak segala pabrikasi (tahdits), modifikasi (taghyir), gradasi (tanqish), pengubahan (tabdil), serta dekonstruksi (tafsid) terhadap konstruksinya.

Keempat, Islam mengaksentuasi kekokohan ‘aqidah, yang dengannya Islam telah mengikat pemeluknya agar tidak keluar lantas memilih agama lain, selama pemeluknya concern mendalami Islam.

Kelima, Islam menjaga lima perkara urgen bagi kehidupan manusia.

Keenam, Islam mengcounter segala fragmen kehidupan manusia, baik fragmen hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan makhluk lain.

Ketujuh, Islam memberikan solusi ketika Islam melarang sesuatu.

Kedelapan, Islam senantiasa memberikan rukhshah (keringanan) ketika adanya rasa berat.

Kesembilan, konstruksi ajaran agama Islam hanya dibangun oleh Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan penafsiran dan pemahaman para salafush-shalih.