Benar, Kehilangan Orang Tercinta Bisa Picu Depresi



Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.



Dari Abu Musa Al-Asy’ari ‘Abdullah bin Qais, Rasulullah berkata, “Jika anak seseorang meninggal, Allah Ta'ala berkata kepada para malaikat, “Kalian mencabut nyawa anak hambaKu?” Para malaikat menjawab, ”Ya.” Allah berkata, ”Kalian menyumbat ujung hatinya?” Para malaikat menjawab, ”Ya.” Allah bertanya, "Lantas apa yang dikatakan hambaKu?” Para malaikat menjawab, ”Dia memuji Engkau dan mengucapkan kalimat istirja”.” Allah kemudian memerintahkan, ”Bangunlah untuk hambaKu ini rumah di dalam surga dan namailah dengan bait al-hamd (rumah yang penuh pujian).” [Ash-Shahihah no. 1408; Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 2012]
Benar adanya bahwa kehilangan sosok yang disayang dan dicintai secara tiba-tiba memang menjadi suatu pukulan berat dan bahkan bisa memicu seseorang mengalami depresi hingga gangguan mental, menurut survey yang dilansir dari news.health.com, bahkan jika orang tersebut tidak pernah memiliki riwayat kondisi gangguan psikologis sekali pun.

Meski memang para ahli mengatakan bahwa orang yang mengalami hal tersebut mungkin jarang mengembangkan suatu bentuk penyakit mental di kemudian hari, namun peneliti menemukan bahwa ada hubungannya antara kesedihan yang mendalam tersebut dengan kejadian ditinggal meninggal orang yang disayang secara tiba-tiba.
Kejadian tersebut bisa sangat mengguncang dan pada akhirnya penderita mengalami gangguan psikologis seperti stres pasca-trauma dan depresi karena mereka masih shock dan tidak percaya. Bahkan diungkapkan bahwa ketika seseorang ditinggal mati seseorang yang dicintai, maka akan timbul efek yang mendalam pada seseorang bahkan jika mereka adalah orang dewasa yang rasional dan tidak memiliki sejarah mengalami gangguan psikologis sama sekali.
Sebuah penelitian menunjukkan survey yang mengakui bahwa mengalami kejadian ditinggalkan mati orang yang mereka cintai adalah suatu momen paling traumatis seumur hidup. Hal ini tidak terbatas pada umur, jenis kelamin, pendidikan, ras, status perkawinan dan bahkan pendapatan.



Jadi, ketika seseorang mengalami hal semacam ini, cara terbaik untuk menjaga mereka tetap kuat adalah menemaninya dan memberikan dukungan yang diperlukan orang tersebut.
Sungguh sangat tepat kenapa Allah menjanjikan ‘rumah pujian’ di surga untuk orang-orang yang sabar ketika kehilangan orang yang dicintainya, karena sangat berat penderitaan psikologisnya di dunia. Dengan dijanjikan demikian, orang yang beriman kepadaNya akan bisa tegar dan fokusnya tidak lagi kepada orang yang dicintainya yang sudah meninggal dunia tersebut melainkan fokus pikirannya adalah kepada nikmat yang Allah janjikan yaitu ‘rumah pujian’ di surga.
Jangan berpikir konyol dengan menggambarkan ‘rumah pujian’ adalah rumah sederhana yang di atas daun pintunya terdapat tulisan ‘pujian’. Itu pemikiran konyol yang harus dienyahkan. Tidak boleh berpikiran seperti itu karena ini masalah surga. Surga adalah tempat yang tidak memiliki cacat dan keburukan sedikitpun.
Anda pernah melihat rumah megah nan mewah bernilai trilyunan riyal? Apa yang Anda katakan pertama kali ketika melihat rumah yang selalu diistilahkan dengan istana tersebut? Ya, pasti Anda akan berdecak kagum dan mengatakan ‘Wah, subhanallah, bagus sekali, tidak ada rumah yang sehebat ini... bla... bla... blaa...’ Anda akan mengatakan apa saja untuk meluapkan ketakjuban Anda. Demikianlah yang disebut rumah pujian.

Mampir ya ke majalahtauhidullah.blogspot.com dan cafeilmubrilly.blogspot.com serta sby-corporation.blogspot.com dan juga www.quantumfiqih.com.



Related

Quantum 6572040115542998357

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id

emo-but-icon

Hot in week

Random Post

Blog Archive

Cari Blog Ini

Translate

Total Tayangan Halaman

Our Visitors

Flag Counter

Brilly Quote 1

Brilly Quote 2

Brilly Quote 3

item