Kajian Tarawih Internalisasi Nilai-Nilai Al-Quran




Internalisasi Nilai2 Al Quran

Oleh Prof. Dr. KH. Roem Rowi

Tausiyah Tarawih 21 Mei 2019/17 Ramadhan 1440

Di Masjid Nasional Al Akbar

Tentu kita bahagia atas petunjuk Allah sehingga kita bisa bedakan Ramadhan dengan bulan lainnya meski secara kasat mata tidak jauh beda. Pada malam inilah Allah turunkan dari Baitul Izzah ke langit dunia.

Segala isi Al Quran adalah nilai perintah, larangan, bombingan, dorongan, contoh yang benar dan contoh yang sesat. Semuanya eternal dan bersifat eksak. Tidak mungkin ada yang salah atau perlu diganti. La raiba fih.

La ya’tihil bathilu min baini yadaihi wa min khalfihi. Sejak dulu sampai hari kiamat. Kebenarannya final dan mutlak. Tanzilun min hakimin khabir. Turun dari Allah.

Internalisasi artinya mentransfer nilai2 itu untuk diwujudkan dalam ujaran maupun tindakan yang dilakukan oleh seluruh organ tubuh. Baik interaksi sosial maupun politis.

Kaki kita berjalan hanya atas petunjuk Al Quran. Perut kita hanya memakan atas petunjuk Al Quran. Kita selesaikan pertikaian dengan petunjuk Al Quran.

Meskipun melafazhkan Al Quran sudah dapay pahala tapi internalisasi juga besar pahalanya. Menyimak, menirukan, membaca dan seterusnya hingga menginternalisasi.

Qara’a hanya membaca. Tala membaca dan mengikuti. Karenanya baca quran itu dengan tartil yaitu pelan2 dan tajwid dan segala cabangnya. Diikuti dengan pemahamannya yaitu tadabbur.

Seringkali kita berhenti pada tilawah saja. Padahal harusnya melangkah selanjutnya yaitu memikirkannya yaitu memahami makna Al Quran. Selanjutnya itu tadabbur yaitu memahaminya sampai pada dampaknya yaitu bagaimana yang harus kita lakukan berdasarkan Al Quran. Selanjutnya tadzakkur, Allah janji walaqad yassarnal qurana lidz dzikri fahal min muddakir.

Ajruki ala qadri nashabiki, kata Nabi ke Aisyah. Maka internalisasi Al Quran jauh lebih besar pahalanya dari sekedar membaca Al Quran yang pahalanya 10 kebaikan perhuruf.

Imam Syafii 6 tahun sudah hapal Quran. Sekarang Alhamdulillah menjamur program tahfizh baik di media maupun di sekolah2. Saya optimis, gerakan internalisasi Al Quran 25 tahun mendatang akan melahirkan generasi Al Quran. Banyak SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi yang sangat menghargai peserta didik yang hafizh/hafizhah.

Pada malam ini, Allah turunkan Al Quran tidak sekaligus. Manusia perkembangannya bertahap. Melihat saja butuh 1 bulan. Makan saja 20 tahun masih minta orang tua. Allah turunkan pertama 5 ayat, iqra’. Artinya bukan sekedar bacalah dengan menyebut Allah, tapi mencakup rububiyyah Allah. Makanya bismi rabbika bukan bismillah.

Lihat mekanisme pohon, itu bukti rububiyyah Allah. Keislaman yang baik itu seperti pohon. Kasyajaratin thayyibah ashluha tsabit wa far’uha fis sama’ tu’ti ukulaha kulla hin bi idzni rabbiha.

Cabang2 pohon menggambarkan shalat kita, puasa kita, interaksi sosial kita, bahkan politis kita. Pohon bermekanisme bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk manusia. Karenanya kata Nabi, khairun nas anfa’uhum lin nas. Maka interaksi kita dengan Al Quran harus berbuat manfaat baik lingkungan.

La yukallifullah nafsan illa wus’aha. Maka internalisasi Al Quran itu pasti bisa kita lakukan. Nabi Adam tergelincir mendekati pohon khuldi. Allah mengingatkan manusia agar tidak mengulang itu lagi. Dan maksiat itu bukan akhir segalanya. Nyatanya Allah kemudian wa ‘allama Adama al asma’a kullaha.

_Diringkas oleh H. Brilly El Rasheed, S.Pd._

Related

Ibadah 1289277406154917866

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id

emo-but-icon

Hot in week

Random Post

Cari Blog Ini

Translate

Total Tayangan Halaman

Our Visitors

Flag Counter

Brilly Quote 1

Brilly Quote 2

Brilly Quote 3

item