Kita Layak Menjadi Yang Terdepan Meneladankan Kepekaan
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/06/kepekaan.html
Oleh H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Untuk bisa melihat batu, duri, ranting dan dahan atau tulang-belulang yang membahayakan pengguna jalan pun tidak bisa. Andaipun bisa, pasti tidak nampak keinginan untuk menyingkirkannya. Padahal itu merupakan cabang iman paling rendah. Ini menjadi bukti utama pentingnya memiliki kepekaan.
Untuk bisa melihat batu, duri, ranting dan dahan atau tulang-belulang yang membahayakan pengguna jalan pun tidak bisa. Andaipun bisa, pasti tidak nampak keinginan untuk menyingkirkannya. Padahal itu merupakan cabang iman paling rendah. Ini menjadi bukti utama pentingnya memiliki kepekaan.
Orang yang tidak peka qalbunya,
mendengar ada saudara seislam yang diteror terus-menerus oleh nonmuslim maka
dia tidak juga peduli. Orang yang tidak peka qalbunya, mendengar saudara
seislam butuh bantuan atau dalam musibah, maka dia tidak akan ambil tindakan.
Orang yang tidak peka qalbunya,
membaca Al-Qur`an dan As-Sunnah, maka seperti angin lalu, tidak ada firman atau
sabda yang membekas, tidak pula ada semangat untuk membumikannya. Orang yang
tidak peka qalbunya tidak akan merespon serius adanya bentuk-bentuk
penghancuran terhadap Islam yang dilakukan oleh Nonmuslim, Syiah, Liberalis,
dan aliran sesat lainnya.
Islam adalah satu-satunya agama yang
menanamkan kepekaan pada qalbu setiap pemeluknya melalui nilai-nilainya. Dalam
ukhuwwah islamiyyah, Islam mengajarkan kepekaan. Rasulullah mengibaratkan kaum
muslimin sebagai satu tubuh.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ
وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ
سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang beriman
dalam kecintaan, kasih sayang, kerukunan sesama mereka adalah seperti satu
tubuh. Jika salah satu anggota tubuh yang satu sakit, seluruh tubuh akan ikut
merasa susah dan demam.” [Shahih Muslim no. 6751]
Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik
Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا
يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ
“Tidak
sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya
segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan.” [Shahih
Al-Bukhari no. 13; Shahih Muslim no. 45]
:: Dikutip dari 'Golden Manners'
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id