Tuhan-tuhan Kecil























Bukan dongeng, bukan rekaan. Ini adalah kisah nyata diangkat dari Al-Qur'an dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para As-Salaf Al-'Ummah, tentang proses merebaknya virus syirik di tengah-tengah umat manusia, sehingga ia menjadi agama tersendiri yang banyak dianut oleh mereka yang dikehendaki Allah 'azza wa jalla menjadi musyrik (pelaku syirik). Dan juga kisah lahirnya tuhan-tuhan kecil dan fase-fase pertumbuhan mereka, yang sebagiannya kemudian 'bermetamorfosis' menjadi tuhan-tuhan besar selain Alloh, dan sebagian yang lain masih tetap menjadi tuhan-tuhan kecil.
Awal mula munculnya virus syirik dan lahirnya tuhan-tuhan kecil adalah pada zaman Nabi Nuh. Sejak zaman Adam sampai zaman sebelum Nabi Nuh, yang berjalan kurang lebih sepuluh generasi, kemaksiatan umat manusia tidak sampai pada level syirik. Memang ada manusia yang berbuat maksiat tapi hanya sebatas dosa kecil dan dosa besar. Master tafsir Al-Qur`an, dari kalangan para shahabat Nabi, 'Abdullah bin 'Abbas (w. 68 H), bercerita, "Antara Nabi Adam dan Nabi Nuh ada sepuluh generasi. Semuanya berada di atas syariat kebenaran. Kemudian mereka berselisih (ada yang tetap di atas syariat Alloh dan ada yang keluar dari syariat Alloh –pen). Maka sejak saat itu Alloh mengutus para nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan/ancaman. " [Al-Mustadrak Al-Hakim no.3968 dan Tafsir Ibnu Jarir. Dishahihkan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi]
Pada masa sebelum Nabi Nuh ada lima orang hamba Allah yang sangat sholih. Mereka adalah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr. [QS.Nuh(71):23]. Ketika mereka meninggal, masyarakat merasa terpukul dan kehilangan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh setan untuk mempedaya dan menyesatkan manusia. Mula-mula setan membisiki manusia untuk membuat dan memasang gambar dan replika kelima orang sholih tadi di tempat-tempat ibadah mereka, agar mereka merasa bersemangat setiap kali terkenang dengan kesholihan mereka.
Zaman terus berjalan. Beberapa puluh tahun kemudian, setan membisiki manusia untuk menjadikan kelima orang shalih tersebut sebagai perantara (wasilah) dalam berdoa dan beribadah kepada Allah. Setan membisiki mereka dengan argumen bahwa merekalah hamba-hamba Allah yang shalih, yang jika memohon kepada Allah selalu dipenuhi, dan jika berdoa selalu dikabulkan oleh Allah. [QS.Al-Zumar(39):3; Yunus(10):18]. Waktu terus berlalu. Beberapa puluh tahun kemudian, manusia telah menyembah replika kelima orang sholih tersebut. Mereka mengajukan permohonan, doa, nadzar, dan persembahan kepada patung-patung tersebut. Sejak saat itulah syirik mewabah, menjangkiti, dan merusak fithroh sebagian besar manusia.
Master hadits dari Bukhara, dari kalangan murid Atba' At-Tabi' At-Tabi'in, Al-Imam Muhammad bin Isma'il Al-Bukhari (194H-256H), meriwayatkan dalam kitab haditsnya yang lebih dikenal dengan judul Shahih Al-Bukhari, hadits no.4920, sebuah penuturan dari master tafsir Al-Qur`an dari kalangan shahabat Nabi, yakni 'Abdullah bin 'Abbas. 'Abdullah bin 'Abbas mengisahkan sejarah "lahirnya" tuhan-tuhan kecil ini, ia berkata ketika menafsirkan ayat ke-23 dari surah Nuh, "Mereka (Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr–pen) adalah nama orang-orang shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum Nabi Nuh agar membuat patung-patung (berbentuk kelima orang shalih tersebut) di tempat mereka biasa duduk beribadah. Kemudian setan pun memerintahkan kepada mereka agar memberi nama patung-patung itu dengan nama kelima orang shalih tersebut. Kaum Nabi Nuh pun mengikuti perintah setan, namun ketika itu belum disembah. Tatkala generasi pembuat patung tersebut meninggal dunia, sementara ilmu syariat telah sirna, maka dijadikanlah patung orang-orang shalih tersebut sebagai ilah (sesembahan) selain Allah." 
Muhammad bin Abu Bakar (691-751 H), menyebutkan versi lain dari sejarah ini, bahwa ketika mereka meninggal, para pengikutnya pun beri'tikaf (berdiam diri untuk beribadah) di sisi kubur mereka. Kemudian mereka membuat patung monumen berbentuk kelima orang sholih tersebut. Setelah berlalunya waktu, disembahlah patung-patung itu. [Ighatsah Al-Lahafan I/184]. Wadd diibadahi oleh kabilah Kalb di kawasan Daumah Al-Jandal. Suwa' disembah oleh kabilah Hudzail. Yaghuts dijadikan tuhan oleh kabilah Murad kemudian Bani Ghuthaif di kawasan Jauf Saba'. Ya'uq didiibadahi oleh kaum Hamdan. Sedangkan Nasr disembah oleh Alu Dzu Al-Kila' dari Kabilah Himyar. [Shahih Al-Bukhari no.4920]
Kemudian Allah mengutus Nabi Nuh untuk berda'wah, memberi peringatan kepada manusia tentang bahaya syirik ini dan mengingatkan mereka untuk kembali menyembah Allah saja [QS. Al-A'raf(7):59]. Nabi Nuh berda'wah di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun [QS. Al-'Ankabut(29):14], mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan kepada patung-patung dan tuhan-tuhan selain Allah, dan mengajak mereka untuk kembali menyembah Allah saja. Tatkala da'wah tauhid Nabi Nuh ditolak mentah-mentah oleh kaumnya [QS. Al-A'rof(7):60], Allah pun mendatangkan banjir besar [QS. Al-'Ankabut(29):14] yang menenggelamkan seluruh umat manusia kecuali Nabi Nuh dan para pengikutnya yang setia. Sejak peristiwa itu, yang hidup di muka bumi hanyalah orang-orang beriman yang Allah selamatkan dari banjir besar dalam bahtera yang ditumpangi oleh Nabi Nuh dan kaumnya [QS. Al-A'rof(7):64,69]. 
Setelah Nabi Nuh wafat, syirik kembali merebak di tengah-tengah umat manusia, maka Allah mengutus Nabi Hud [QS.Al-A'raf(7):65]. Ketika kaumnya menolak da'wah tauhidnya dan justru bersikap memusuhi, Alloh menimpakan 'adzab yang membinasakan kaum musyrik [QS. Al-A'raf(7):60,70-72, dan Musnad Ahmad III:482, Jami' Al-Tirmidzi no.3373]
Setelah itu syirik tetap ada di tengah-tengah berbagai bangsa. Maka Alloh mengutus pada tiap-tiap umat, seorang rasul. Setiap kali mereka menolak da'wah tauhid dan memusuhi rasul dan orang-orang beriman, Allah mengirimkan 'adzabNya kepada mereka.
Syirik juga menimpa bangsa yang paling banyak mendapat pengutusan rasul kepada mereka, yaitu Bani Isra`il. Pada masa Nabi Musa dan Nabi Harun, mereka telah menyembah patung anak sapi. Kisah tersebut tercatat dalam Kitab Suci Al-Qur`an surah Al-A'raf ayat no.148, 152. Thaha ayat no.83-98. 
Sepeninggal Nabi 'Isa, Bani Isra`il terpecah menjadi dua golongan, yaitu golongan Yahudi yang mnyembah 'Uzair dan golongan Nasrani yang menyembah 'Isa dan ibundanya, Maryam. Bangsa Persia menyembah api. Bangsa India menyembah patung sapi. Bangsa Mesir menyembah Dewa Matahari. Bangsa Yunani dan Romawi menyembah dewa-dewi. Demikian pula bangsa-bangsa lain di dunia. Mereka tenggelam dalam lumpur syirik.
Bencana syirik itu akhirnya memasuki kota Makkah, jantung jazirah 'Arab. Sejak zaman Nabi Ibrohim dan Nabi Isma'il[1], Makkah telah menjadi mercusuar tauhid yang memancarkan cahaya 'aqidah shohihah dan memendarkan agama yang haq ke seantero negeri-negeri 'Arab. Keadaan ini terus berlangsung selama beberapa generasi, sampai akhirnya muncul di Makkah seorang penguasa suku Khuza'ah bernama 'Amr bin Luhay bin Qam'ah ibn Khandaq Abu Khaza' [Al-Mu'jam Al-Kabir dan Al-Mu'jam Al-Ausath karya Ath-Thabrani dengan sanad hasan. Ash-Shahihah no.1677]. Ia sering melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam. Di negeri tersebut ia melihat penduduknya menyembah patung-patung. Syirik yang mereka lakukan mengundang kekaguman hatinya. Ia berkeinginan untuk membuat patung-patung serupa di Makkah agar bisa disembah oleh bangsa 'Arab. Melalui sebuah mimpi, setan memberitahukan posisi patung/replika kelima orang sholih yang pernah disembah oleh sebagian kaum Nabi Nuh, yang telah lenyap bersama banjir besar.
Pakar sejarah Islam dan syarh hadits dari Mesir, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani (773-852H) menulis dalam karya monumentalnya, Fat-h Al-Bari syarh Shahih Al-Bukhari, jilid VIII halaman 852-853, (Cet. Dar As-Salam) terkait sejarah syirik ini, "Dan kisah orang-orang shalih ini merupakan titik awal penyembahan patung-patung ini oleh kaum Nuh, kemudian diikuti oleh kaum-kaum sesudah mereka. 'Amr bin Rabi'ah mempunyai khadam jin yang menginformasikan kepada 'Amr tempat patung-patung itu. Lalu 'Amr bin Rabi'ah mendatangi tempatnya yaitu di pantai Jeddah (Saudi Arabia) dan dia menemukan patung wadd, suwwa`, yaghuts, ya'uq, dan nasr. Ini adalah nama patung-patung yang disembah pada zaman Nuh dan Idris. Namun angin topan telah membawanya ke pantai itu lalu tertimbun pasir. 'Amr sangat mengagungkan patung-patung itu. Lantas membawanya ke Tihamah (Mekkah). Ketika musim haji, dia mengajak orang-orang untuk menyembah patung-patung tersebut. Ternyata ajakannya disambut baik. 'Amr ibn Rabi'ah ini adalah 'Amr ibn Luhay." 
Akhirnya kelima berhala yang pernah musnah oleh terjangan air bah pada zaman Nabi Nuh dilacak kembali oleh 'Amr bin Luhay, hingga kesemuanya berhasil ditemukan kembali di sekitar pantai Jeddah. Ia membawa patung-patung itu ke Makkah, dan membagikannya ke beberapa kabilah. Sejak saat itulah, ia mempelopori penyembahan kepada berhala. Ia mengajarkan bahwa kelima patung itu adalah replika orang-orang shalih yang memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Oleh karenanya hendaklah manusia menjadikan kelimanya sebagai perantara dalam berdoa dan beribadah kepada Allah. Manusia hendaknya berdoa, memohon pelindungan, meminta dipenuhi kebutuhannya oleh Allah, dan mempersembahkan berbagai korban kepada kelima patung/replika tersebut, agar kelimanya menyampaikan kebutuhan mereka kepada Allah.
Perlahan dan secara bertahap seruannya untuk berbuat syirik mendapat sambutan hangat dari bangsa-bangsa 'Arab. Hingga akhirnya penduduk jazirah 'Arab menyembah kelima berhala tersebut di sekitar Ka'bah. 'Abdullah bin 'Abbas mengisahkan, "Kemudian berhal-berhala yang disembah kaum Nabi Nuh, akhirnya berada di tengah bangsa 'Arab. Berhala Wadd disembah oleh suku Kalb di daerah Daumah Al-Jandal. Berhala Suwa' disembah oleh suku Hudzail. Berhala Yaghuts disembah oleh suku Murad kemudian Bani Ghuthaif di daerah Jauf Saba'. Berhala Ya'uq disembah oleh suku Hamdan. Sedangkan berhala Nasr disembah oleh suku Himyar dari keturunan Dzu Al-Kila'. Kelimanya adalah nama orang-orang shalih yang pernah hidup pada masa sebelum Nabi Nuh. Ketika mereka meninggal, setan membisiki kaum Nabi Nuh untuk membuat patung-patung (berbentuk kelima orang sholih tersebut--pen) di tempat-tempat pertemuan mereka. Patung-patung itu diberi nama sesuai dengan nama kelima orang shalih tersebut. Semula patung-patung itu tidak disembah. Tatkala generasi pembuat patung tersebut meninggal, digantikan oleh generasi berikutnya, maka patung-patung lima orang sholih itu pun disembah." [Shahih Al-Bukhari no.4539]
Al-Qurthubi, sang ahli tafsir terkemuka, berkomentar, "Pematungan mereka itu tiada lain agar pengikutnya dapat meneladani dan mengingat amalan-amalan mereka yang baik, sehingga dapat bersungguh-sungguh seperti kesungguhan mereka dan beribadah kepada Allah di sisi kubur mereka. Akan tetapi generasi penerus mereka tidak mengetahui maksud pematungan tersebut. Lalu setan membisiki mereka bahwa para pendahulu menyembah dan mengagungkan patung-patung tersebut." [Fat-h Al-Majid syarh Kitab At-Tauhid hal.265]
'Amr bin Luhay juga membuat keyakinan sesat baru. Di antaranya menetapkan Saibah dan Washilah [QS.Al-Ma`idah(5):103]. Saibah adalah unta-unta betina yang dilepaskan pergi kemana saja lantaran suatu nadzar. Misalkan ada seorang 'Arab yang hendak melakukan suatu perjalanan dagang atau keperluan lainnya, maka ia bernadzar akan menjadikan untq betinanya sebagai saibah manakala perjalanan dagangnya sukses atau kebutuhannya terpenuhi. Adapun Washilah adalah seekor domba melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina. Anak domba yang jantan inilah yang disebut washilah, dan tidak boleh disembelih, karena menjadi persembahan bagi berhala. Substansi dair aturan-aturan seperti ini merupakan penghalalan apa yang diharamkan oleh Allah dan pengharoman apa yang dihalalkan oleh Allah. Lantaran menjadi pelopor syirik, kelak di akhirat, 'Amr ibn Luhay menerima 'adzab yang pedih. Rasulullah Muhammad menginformasikan, "Aku melihat 'Amr ibn Amir Al-Khuza'i menyeret ususnya di neraka. Ia adalah orang yang pertama kali menetapkan aturan saibah." [Shahih Al-Bukhari no.4257]
Allah pun telah mengabadikan dalam Al-Qur`an nama-nama berhala-berhala yang pernah disembah oleh kaum Jahiliyyah. Allah berkata, artinya, "Maka apakah patut kalian (menganggap—pen) al-lata, dan al-'uzza dan manat yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak-anak perempuan Allah." [Al-Qur`an suroh Al-Najm (53):19-20]. 
Al-Lata adalah sebuah batu besar yang terukir dan berwarna putih, di atasnya terdapat sebuah rumah, memiliki kelambu, dan juru kunci di sekelilingnya, serta terdapat halaman. Al-Lata memiliki kedudukan yang agung di sisi Bani Tsaqif (anak keturunan 'Itab ibn Malik), penduduk Tha'if. Mereka sangat bangga dengannya di negeri Arab setelah Quraisy. Awalnya al-lata adalah seseorang yang mengadon tepung untuk orang yang melaksanakan haji di masa jahiliyyah. Ketika mati, orang-orang beri'tikaf di sisi kuburnya untuk kemudian menyembahnya. Demikian dihikayatkan oleh master tafsir Al-Qur`an, Al-Hafizh Ibnu Katsir (700-774H) dari 'Abdullah ibn 'Abbas, Mujahid, dan Rabi' ibn Anas dalam karya monumentalnya Tafsir Al-Qur`an Al-'Azhim I/271, IV/253. 
Adapun Al-'Uzza adalah sebuah pohon yang di atasnya terdapat bangunan yang memiliki kelambu. Benda yang sangat diagungkan orang-orang Quraisy ini terletak di daerah lembah Nakhlah Asy-Syamiyyah, yakni suatu tempat di antara Makkah dan Tha'if, di atas Dzat ‘Irq. Orang-orang Quraisy biasa menziarahinya, mempersembahkan hadiah kepadanya, dan mendekatkan diri di sisinya dengan penyembelihan. Dan ketika mereka thawaf di Ka'bah, mereka mendendangkan ucapan, "Demi Lata, 'Uzza, dam Manat, mereka adalah burung-burung kecil lagi tinggi yang diharapkan syafa'atnya." Dan mereka mengatakan bahwa Lata, 'Uzza, dan Manat adalah anak-anak Allah yang memintakan syafa'at bagi mereka kepada Alloh. Adapun Manat adalah sesembahan yang paling lama/tua menurut Ibn Kalbi, yang berada di Musyallal atau di daerah Qudaid, tempat antara Makkah dan Madinah, dimana suku Aus dan Khazraj, juga Khuza'ah mengagung-agungkan dan memakaikan pakaian ihrom padanya. Mereka melakukan haji dan wuquf di 'Arafah, lalu jika hendak kembali ke negerinya, mereka mendatangi Manat, lalu mencukur rambut mereka di sisinya. Mereka berkeyakinan bahwa haji tidaklah sempurna jika tidak disertai hal ini. [Lihat Tafsir Ibnu Jarir XXVII:59 dan Fat-h Al-Majid hal.161] 
Ada juga berhala milik kaum kafir Quraisy yang bernama Isaf, Nailah, dan Hubal, dan lain-lain. Kaum Musyrik Jahiliyyah juga memiliki rumah berhala, yaitu tempat yang di dalamnya berisi berhala-berhala, dan patung-patung milik mereka, juga tempat untuk mengundi nasib dan berhaji, serata tempat berbagai ibadah, semisal thawaf, i'tikaf, menyembelih hewan, bernadzar, dan lain-lain. Tempat-tempat ini menjadi tumpuan hati kaum musyrik jahiliyyah. Di antara rumah-rumah berhala tersebut adalah, Ka'bah Najran, Ka'bah Sandad. Dan lainnya. Bahkan Ka'bah yang berada di Baitullah Masjid Al-Haram dulunya juga dijadikan oleh kaum musyrik Quraisy sebagai rumah berhala. Al-Alusi menyatakan bahwa ada sekelompok orang 'Arab juga menyembah api. Bentuk penyembahan ini berasal dari Persia dan kaum Majusi. Dan masih banyak lagi berhala-berhala yang disembah kaum musyrik di berbagai belahan dunia.
Demikian awal kemunculan syirik di tengah-tengah umat manusia hingga suatu hari Allah mengutus Muhammad ibn 'Abdullah ibn 'Abd Al-Muththalib Al-Hasyimi Al-Qurasyi Al-'Arabi menjadi seorang pemberi kabar gembira dan peringatan/ancaman, dengan membawa risalahNya untuk menumpas segala macam bentuk syirik. Sebanyak lebih dari 360 berhala yang menghiasi Ka'bah berhasil dihancurkan dan dilenyapkan oleh Nabi Muhammad beserta para pengikutnya yang setia, pada peristiwa penaklukan kota Makkah yang sebelumnya dikuasai kaum Musyrik penentang Rasulullah. Ketika Rosululloh wafat kota Makkah telah bersih dari syirik dan segala macam bentuk penyembahan tehadap berhala.




:: Artikel ini dikembangkan dari maqalah penulis berjudul 'Metamorfosis Tuhan-tuhan Kecil' yang telah dimuat di majalah Ar-Risalah edisi 2010 (kalau tidak salah). Ingin mendapatkan artikel lebih lengkap? 





[1] Namun pada masa Nabi Ibrohim juga terdapat praktik syirik dan penyembahan kepada berhala. Al-Imam Al-Baghowi mengatakan, "Berhala yang ada pada saat itu (yakni pada masa Nabi Ibrohim –pen) berjumlah 72 buah dengan wujud dan ukuran yang bervariasi. Ada yang terbuat dari emas, perak, timah, besi, kayu, dan bebatuan. Yang paling besar terbuat dari emas bermahkotakan permata, dan di kedua matanya terdapat berlian yang menyala." Demikian juga pada masa kemunculan Nabi Isa dan beberapa abad sebelumnya, wilayah Mediterrania (daerah sekitar Laut Tengah) dan daerah sekitarnya merupakan ladang penyembahan berhala, para penyembah berhala menyebut berhala-berhala mereka dengan nama dewa. Sebagai contoh Apollo atau Dionysus, Baachus, dan Yupiter bagi orang Yunani; Hercules bagi orang Roma; Mithra, Ahirman, dan Ohrzmad bagi orang Persia dan Roma; Adonis/Tammuz dan Attis di Suria dan Phyrgia; Osiris, Isis, dan Horus di Mesir; Baal serta Astarte bagi orang Babilonia dan Kartago; Krishna/Kresna bagi orang India; Huitzilopochtli bagi orang Aztec (Amerika Kuno); Quetzalcoatl bagi orang Mexico; Indra di Nepal dan Tibet; Tien bagi orang Cina; Balder bagi orang Skandinavia.





Ikuti channel telegram.me/manajemenqalbu
Gabung Grup Whatsapp Islamia 082140888638
Follow brillyelrasheed561.wordpress.com
Gabung facebook.com/groups/grupislamia
Klik juga quantumfiqih.wordpress.com
Bersosial entrepreneurship di www.sbycorporation.com

Dapatkan buku-buku Islami inspiratif-motivatif-kontemplatif karya Brilly El-Rasheed, S.Pd.: (1) Golden Manners Rp 60.000,-; (2) Mendekat Kepada Allah Rp 38.000,-; (3) Kutunggu di Telaga Rp 40.000,-; (4) Quantum Iman Rp 62.000,-; (5) Benteng Umat Islam Rp 42.000,-; (6) Maksiat dalam Taubat Rp 39.000,-; (7) Titisan Ahli Surga Rp 35.000,-; (8) Menepi dari Dunia Rp 55.000,-; (9) Jangan Rp 44.000,-; melalui kontak masing-masing penerbit atau melalui Brilly Online Bookstore (BOOST) di 08155241991.

Miliki software khazanah Islam bernilai puluhan juta hanya Rp 575.500 diskon menjadi hanya Rp 570.000. Hubungi 082140888638.
Umrah Tauhid (PT. Safiir Amal Imani) bersama Habib Salim Al-Muhdhor, Lc., M.A. berangkat dari Surabaya USD 1.850 dengan Saudia & Garuda Airlines dan hotel New Shourfah & Saraya Eiman. Hubungi 08155241991.
Madu Murni Wild Bee Rp 95.000,- 650 ml gratis ongkir wilayah Surabaya, Jawa Timur. Hubungi 081515526665.
Nugget Ikan Laut, Bakso Ikan Sayur, Lumpia Tauge Kol Ikan, dll. produksi SBYCORP. hubungi 081331803401.




Mobil Indonesia, Honda HRV, Honda Brio, Honda Mobilio, Honda Jazz, Honda City, Honda Civic, Honda Freed, Honda CRV, Honda Accord, Honda Odyssey, Honda CRZ, Honda BRV, Suzuki APV, Suzuki Ertiga, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Karimun, Suzuki Swift, Suzuki Spalsh, Suzuki SX4, Toyota Camry, Toyota Vios, Toyota Corolla Altis, Toyota Prius, Toyota Yaris, Toyota Etios Valco, Toyota Agya, Toyota NAV, Toyota Alphard, Toyota Kijang Innova, Toyota Avanza, Toyota Avanza Veloz, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Toyota Rush, Toyota RAV4, Toyota Dyna, Toyota Hiace, Toyota Hilux,
Perusahaan Otomotif Indonesia, Astra, Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Mitsubishi, Honda, Yamaha, Piaggio, Toyota, Hino, Hyundai, Nissan, AMT, Kawasaki, Aspira, Vespa, Trucks, Chevrolet, Ford, Proton, Peugeot, Kia, Krama Yudha Tiga Berlian, Honda, Gaya,
Perusahaan Motor Indonesia, Helroad, Kanzen, Viar, Astra Honda, Yamaha, Suzuki, Kaisar, Kawasaki, Minerva, Cleveland, Piaggio, Triumph, BMW, Hero, Vespa, Viva, TVS, Harley Davidson, Happy, Gazgas, Betrix, Bajaj, Benelli, KTM, Ducati, Kymco Benson, Jialing, Dayang, Agusta MV, Hyosung, Husqvarna,

Perguruan Tinggi Islam Negeri, Universitas Islam Madinah, Universitas Islam Indonesia, Universitas Al-Azhar Kairo, Universitas Al-Azhar Indonesia, Universitas Paramadina, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Muhammadiyah, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sains Al-Qur`an, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Universitas Islam Negeri Alauddin, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Universitas Islam Negeri Walisongo, IAIN Ambon, IAIN Antasari, IAIN Bengkulu, IAIN Datokarama, IAIN Imam Bonjol, IAIN Mataram, IAIN Padangsidempuan, IAIN Palopo, IAIN Pontianak, IAIN Purwokerto, IAIN Raden Intan, IAIN Salatiga, IAIN Samarinda, IAIN Sultan Amai, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, IAIN Sultan Thaha Saifuddin, IAIN Surakarta, IAIN Syekh Nurjati, IAIN Ternate, IAIN Tulungagung, IAIN Bukittinggi, IAIN Jember, IAIN Sultan Qaimuddin, IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, IAIN Palangkaraya, Institut Ilmu Al-Qur`an, STAIN Al-Fatah, STAIN Batusangkar, STAIN Curup, STAIN Gajah Putih, STAIN Jurai Siwo, STAIN Kediri, STAIN Kerinci, STAIN Kudus, STAIN Malikussaleh, STAIN Manado, STAIN Pamekasan, STAIN Parepare, STAIN Pekalongan, STAIN Ponorogo, STAIN Sorong, STAIN Syekh Abdurrahman Sidik, STAIN Syekh M. Djamil Djambek, STAIN Watampone, STAIN Meulaboh Aceh Barat.

Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI,  Shiddiqiyah, Wahidiyah. 
Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah


Related

Ketika Hari Raya ('Id) Bertepatan Hari Juma'at

Pertama, hadis dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma pernah bertanya kepadanya, ”Apakah kamu pernah mengalami dua hari raya dalam sehari di zaman...

Kaya dengan Ibadah

Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA ...

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Hot in week

Random Post

Blog Archive

Cari Blog Ini

LanggananTranslate

Translate

Total Tayangan Halaman

139,656

Our Visitors

Flag Counter

Brilly Quote 1

Brilly Quote 2

Brilly Quote 3

item