Benarkah Aku Diistidraj?
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/06/benarkah-aku-diistidraj.html
Hidup ini penuh misteri. Banyak sekali hal-hal ghaib yang
sengaja Allah khususkan untuk menjadi ilmu-Nya semata sehingga kita sebagai
manusia ciptaan-Nya tidak bisa menjangkaunya. Itu merupakan hikmah yang Allah
inginkan untuk dipahami manusia. Salah satunya terkait dengan istidraj.
Istidraj adalah Allah tetap melimpahkan nikmat-nikmat
dunia kepada ahli maksiat dalam waktu tertentu hingga pada waktu yang
dikehendaki Allah, Allah kemudian menimpakan adzab secara langsung dan
tiba-tiba kepadanya di dunia.
Tidak mudah untuk mengetahui apakah diri kita sedang
diistidraj atau diberi nikmat. Cukup sulit untuk membedakannya. Sebab,
sebagaimana disimpulkan dari sekian ayat suci Al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi,
bahwa limpahan nikmat dari Allah itu bisa saja merupakan nikmat karunia Allah, bisa merupakan ‘inayah
dari Allah untuk memudahkan kita dalam beribadah, bisa merupakan balasan
kebaikan yang disegerakan, bisa merupakan ujian keimanan, bisa merupakan adzab
yang disegerakan, bisa merupakan istidraj, bisa merupakan wujud lain pengabulan
doa.
Maka perlu ada kejelian mengukur diri dan limpahan nikmat
yang kita terima apakah nikmat, apakah istidraj, apakah adzab. Kita bersyukur
kepada Allah, dimana Allah telah menyampaikan indikator istidraj melalui lisan
Nabi-Nya. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, Nabi Muhammad berkata,
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِيْ الْعَبْدَ مِنْ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَ هُوَ مُقِيْمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اِسْتِدْرَاجٌ
“Jika engkau
melihat Allah terus saja memberikan kepada seorang hamba kenikmatan dunia yang
dicintainya padahal dia senantiasa tetap berada pada kemaksiatan, maka itu
sesungguhnya adalah istidraj.” [Shahih: Shahih Al-Jami’ no. 561]
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id