Apa Maksud Seutama-utama Orang Beriman?
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/08/apa-maksud-seutama-utama-orang-beriman.html
Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Bahwa segala sesuatu pasti memiliki distingsi dibandingkan dengan yang lain baik dari sisi kelebihan maupun kekurangan. Setiap manusia pasti akan lebih suka dengan sesuatu yang lebih unggul, meskipun berdasarkan parameternya sendiri. Orang yang beriman dibandingkan dengan orang tidak beriman jelas lebih unggul. Diantara orang-orang yang beriman ada orang-orang yang lebih unggul dari sesamanya. Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallah ‘alaih wa sallam berkata,
Bahwa segala sesuatu pasti memiliki distingsi dibandingkan dengan yang lain baik dari sisi kelebihan maupun kekurangan. Setiap manusia pasti akan lebih suka dengan sesuatu yang lebih unggul, meskipun berdasarkan parameternya sendiri. Orang yang beriman dibandingkan dengan orang tidak beriman jelas lebih unggul. Diantara orang-orang yang beriman ada orang-orang yang lebih unggul dari sesamanya. Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallah ‘alaih wa sallam berkata,
أَفْضَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang beriman yang paling utama adalah yang paling bagus
akhlaknya.” [Shahih: Sunan Ibnu Majah; Al-Mustadrak Al-Hakim. Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah no.
1374; Shahih Al-Jami’ no. 1128]
Apa yang dimaksud seutama-utama orang beriman, Al-Munawi
memberikan catatan, “Orang beriman yang paling utama yaitu yang paling banyak
pahalanya atau yang paling tinggi derajatnya ialah orang yang paling utama
dalam hal tersebut adalah yang paling bagus akhlaknya secara holistic karena
sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang bagus, sebagaimana disebutkan dalam
kitab-kitab sunan (hadits). Siapa yang kehilangan bagus atau sempurnanya akhlak
diperintahkan untuk berusaha keras dan berlatih untuk mencapai terpuji atau
sempurnanya akhlak, sesungguhnya terwujudnya hal tersebut hanyalah dari
sempurnanya akal, ketika ia menyatu dengan keutamaan dan menjauhi kehinaan, dan
akal adalah lisannya jiwa, penerjemahnya akal bagi bashirah (kebenaran hakiki),
telah berlalu masa yang panjang pada umat untuk menemukan kejelasan apakah
akhlak bawaan (gharizi) adalah hasil usaha, dan yang benar, akhlak itu terbagi
(ada yang bawaan, ada yang hasil latihan).” [Mashabih At-Tanwir, 1/383]
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id