https://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/08/energi-berpikir-positif-sepanjang-hayat.html
Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Wajib
atas seorang mu`min berprasangka baik kepada Allah Ta'ala. Tempat yang lebih
banyak diwajibkan berhusnzan kepada Allah adalah saat tertimpa musibah dan saat
kematian. Dianjurkan berhusnudzan kepada Allah Ta'ala bagi orang yang menghadapi
kematian. Terus memperbagus prasangka kepada Allah dan meningkatkannya walaupun
itu terasa berat saat menghadapi kematian dan sakit. Karena seharusnya seorang
mukallaf senantiasa husnudzan kepada Allah. [Al-Mausu'ah al-Fiqhiyah 10/220]
Dari
Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda tiga hari menjelang wafatnya,
لاَ
يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللهِ الظَّنَّ
“Janganlah
salah seorang kalian meninggal kecuali ia berhusnuzan kepada Allah.” [HR.
Muslim]
Untuk
bisa berprasangka baik atau berpikir positif saat menjelang kematian, tentu
kita harus melazimi dan mengistiqamahi berpikir positif jauh-jauh hari sebelum
tanda-tanda kematian menghampiri. Selain itu, menumbuhkan kerinduan kepada
Allah menjadi keniscayaan bagi kita yang ingin produktif dan positif sepanjang
hayat.
عَنْ عَائِشَةَ
قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ
لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ
اللَّهُ لِقَاءَهُ فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ
إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ
اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ
اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
Dari Aisyah, dia bercerita,
”Rasulullah berkata, ”Barangsiapa senang bertemu dengan Allah, Allah juga
senang bertemu dengannya. Barangsiapa benci bertemu dengan Allah, Allah juga
benci bertemu dengannya.” (Aisyah
berkata—pnrj) Aku bertanya, ”Wahai Nabi Allah, apakah yang dimaksud itu benci
dengan kematian? kalau itu yang dimaksud, setiap kami benci dengan kematian.”
Nabi menjawab, ”Tidak demikian, akan tetapi seorang mu`min jika diberi kabar
gembira dengan rahmah Allah dan ridha-Nya dan surga-Nya, dia senang
bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengan-Nya. Sedangkan
orang kafir jika diberi ’kabar gembira’ dengan siksa Allah dan kebencian-Nya, dia benci
bertemu dengan Allah, dan Allah benci bertemu dengan-Nya.”.” [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 6507; Shahih Muslim no. 2683. Shahih Al-Jami’ no. 5964; Shahih
At-Targhib wa At-Tarhib no. 3484, 3485, 3487]
Atas dasar itulah, sebelum nyawa kita meregang,
sepanjang hayat masih dikandung badan, sudah selayaknya kita senantiasa
berpikir positif setiap saat, khususnya saat ibadah, yang mana ibadah adalah
aktivitas mayoritas, lebih-lebih ibadah bukan hanya mahdhah, tapi juga ghairu
mahdhah yang sifatnya punya waktu dan tempat bebas.
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id