https://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/08/prinsip-dasar-metode-pendidikan-nabi.html
Salah satu hal yang tidak
diragukan lagi adalah bahwa pergaulan yang baik dengan orang lain akan
berpengaruh terhadap tingkat penerimaan mereka terhadap orang yang bergaul
dengan mereka. Orang yang memperlakukan mereka dengan baik akan mereka terima,
mereka sukai dan mereka patuhi. Begitu pula sebaliknya. Dan ketika hal ini
menjadi fitrah yakni sesuatu yang ditetapkan oleh Allah di dalam diri manusia maka Allah memerintahkan kepada Nabi dan umatnya agar memperlakukan manusia dengan baik. Allah berfirman: “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia."
Dia juga memerintahkan kepada NabiNya,
Muhammad a agar mengajak orang kepada jalanNya (agamaNya) dengan
hikmah (kebijaksanaan), nasihat yang baik dan dialog dengan cara yang lebih
baik. Allah berfirman: "Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang lebih
baik."
Allah pun memerintahkan penggunaan kelunakan dan kelembutan, bahkan terhadap
orang-orang yang zhalim dan sombong. Misalnya Allah pernah memerintahkan kepada
Musa agar menggunakan cara pergaulan yang baik dengan
Fir'aun. Allah berfirman: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan
kata-kata yang lunak, mudah-mudahan ia menjadi ingat atau takut."
Ini adalah prinsip robbani dalam
pergaulan untuk kepentingan dakwah dan pengajaran. Dan, dalam hal ini kita
mempunyai suri tauladan yang baik pada diri sang guru pertama (Muhammad).
Karena sepanjang sejarah beliau telah membuat contoh-contoh paling
mengagumkan perihal pergaulan yang baik dan akhlak luhur yang membuat pribadi
beliau diterima dan disukai manusia sebelum dakwahnya. Betapa
tidak, beliau adalah orang yang bergelar "Ash-Shadiq Al-Amin" (orang
yang jujur dan terpercaya) sebelum dinobatkan sebagai Nabi. Dan setelah
diangkat sebagai Nabi, beliau menerima wahyu: "Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."
Betapa tidak, sedangkan beliau yang bersabda: "Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia."Dan beliau juga bersabda: "Sesungguhnya di antara sebaik-baik kamu
adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kamu."
Inilah prinsip yang beliau
gunakan untuk memperlakukan dan mengajar manusia. Dan prinsip ini pula yang
digunakan oleh segenap Sahabat-Sahabatnya sepeninggalnya. Angkat topi buat Imam
Syafi'i yang telah menggugah kesa-daran para pendidik dan para pengajar akan
pentingnya etika dalam memberi nasihat dan mengajar. Ia mengatakan:
Berikanlah nasihatmu padaku saat aku sendiri
Jangan memberiku nasihat di depan orang banyak
Karena memberi nasihat di depan orang banyak
adalah pembuka aib yang tak ingin kudengarkan
Bila kau menentangku dan melanggar kata-kataku
Janganlah terkejut bila dirimu tidak dipatuhi.
Prinsip dasar di dalam pergaulan
adalah kelunakan, kelembutan dan kebaikan. Setelah itu barulah ada pengajaran.
Orang yang mendapat jawami'ul kalim bersabda: "Agama adalah
pergaulan."Sebab, bagaimana mungkin anda dapat memperbaiki, mengajar,
mengajak dan menasi-hati bila anda tidak mampu menjalin pergaulan yang baik
dengan manusia. Jadi, kaidah pendidikan dan pengajaran yang baik di sini adalah
pergaulan yang sebaik-baiknya. Dan, kita sekarang sedang mengkaji tata cara
pendidikan dan pengajaran terhadap para remaja. Marilah kita berikan kesempatan
yang luas kepada Nabi a agar kita dapat menimba ilmu dari sumber etika dan hikmahnya
dalam hal seni (cara) bergaul dengan manusia.
Disalin dari buku Cara Nabi Mendidik Remaja, PT. EFMS, Surabaya, Jawa Timur. Kepada para guru dan ustadz, jadikan buku ini sebagai handbook Anda!
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id