Prinsip Dasar Metode Pendidikan Nabi



Salah satu hal yang tidak diragukan lagi adalah bahwa pergaulan yang baik dengan orang lain akan berpengaruh terhadap tingkat penerimaan mereka terhadap orang yang bergaul dengan mereka. Orang yang memperlakukan mereka dengan baik akan mereka terima, mereka sukai dan mereka patuhi. Begitu pula sebaliknya. Dan ketika hal ini menjadi fitrah yakni sesuatu yang ditetapkan oleh Allah di dalam diri manusia maka Allah memerintahkan kepada Nabi dan umatnya agar memperlakukan manusia dengan baik. Allah berfirman: “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia."[1]
Dia juga memerintahkan kepada NabiNya, Muhammad a agar mengajak orang kepada jalanNya (agamaNya) dengan hikmah (kebijaksanaan), nasihat yang baik dan dialog dengan cara yang lebih baik. Allah berfirman: "Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang lebih baik."[2]

Allah pun memerintahkan penggunaan kelunakan dan kelembutan, bahkan terhadap orang-orang yang zhalim dan sombong. Misalnya Allah pernah memerintahkan kepada Musa agar menggunakan cara pergaulan yang baik dengan Fir'aun. Allah berfirman: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lunak, mudah-mudahan ia menjadi ingat atau takut."[3]
Ini adalah prinsip robbani dalam pergaulan untuk kepentingan dakwah dan pengajaran. Dan, dalam hal ini kita mempunyai suri tauladan yang baik pada diri sang guru pertama (Muhammad). Karena sepanjang sejarah beliau telah membuat contoh-contoh paling mengagumkan perihal pergaulan yang baik dan akhlak luhur yang membuat pribadi beliau diterima dan disukai manusia sebelum dakwahnya. Betapa tidak, beliau adalah orang yang bergelar "Ash-Shadiq Al-Amin" (orang yang jujur dan terpercaya) sebelum dinobatkan sebagai Nabi. Dan setelah diangkat sebagai Nabi, beliau menerima wahyu: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."[4]
Betapa tidak, sedangkan beliau yang bersabda: "Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."[5] Dan beliau juga bersabda: "Sesungguhnya di antara sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kamu."[6]
Inilah prinsip yang beliau gunakan untuk memperlakukan dan mengajar manusia. Dan prinsip ini pula yang digunakan oleh segenap Sahabat-Sahabatnya sepeninggalnya. Angkat topi buat Imam Syafi'i yang telah menggugah kesa-daran para pendidik dan para pengajar akan pentingnya etika dalam memberi nasihat dan mengajar. Ia mengatakan:
Berikanlah nasihatmu padaku saat aku sendiri
Jangan memberiku nasihat di depan orang banyak
Karena memberi nasihat di depan orang banyak
adalah pembuka aib yang tak ingin kudengarkan
Bila kau menentangku dan melanggar kata-kataku
Janganlah terkejut bila dirimu tidak dipatuhi.
Prinsip dasar di dalam pergaulan adalah kelunakan, kelembutan dan kebaikan. Setelah itu barulah ada pengajaran. Orang yang mendapat jawami'ul kalim bersabda: "Agama adalah pergaulan."Sebab, bagaimana mungkin anda dapat memperbaiki, mengajar, mengajak dan menasi-hati bila anda tidak mampu menjalin pergaulan yang baik dengan manusia. Jadi, kaidah pendidikan dan pengajaran yang baik di sini adalah pergaulan yang sebaik-baiknya. Dan, kita sekarang sedang mengkaji tata cara pendidikan dan pengajaran terhadap para remaja. Marilah kita berikan kesempatan yang luas kepada Nabi a agar kita dapat menimba ilmu dari sumber etika dan hikmahnya dalam hal seni (cara) bergaul dengan manusia.

Disalin dari buku Cara Nabi Mendidik Remaja, PT. EFMS, Surabaya, Jawa Timur. Kepada para guru dan ustadz, jadikan buku ini sebagai handbook Anda!





[1] Surat Al-Baqarah:83.
[2] Surat Al-Nahl:125
[3] Surat Al-Thaha:44.
[4] Surat Al-Qalam:4.
[5] HR.Hakim dalam Shahihnya.
[6] Muttafaq ‘Alaih.




Ngaji juga ya di brillyelrasheed.wordpress.com dan brillyelrasheed561.wordpress.com.


Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah

Related

Memuliakan Suami, Orang Tua Suami dan Keluarga Besar Suami

Anda harus memperlakukan orang tua suami anda dengan perlakuan yang baik, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan untuk menyenangkan suami. Orang tuanya sama kedudukannya dengan orang tua a...

Perumpamaan Umat Nabi Muhammad

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...

Ranjang Miring 'Abdullah bin Rawahah

Pada perang Mu’tah ketika Ja’far terbunuh, ‘Abdullah bin Rawahah mengambil panji jihad lantas membawanya dengan mengendarai kudanya menuju medan jihad melawan serangan kafir harbi. Tiba-tiba ...

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Hot in week

Random Post

Blog Archive

Cari Blog Ini

LanggananTranslate

Translate

Total Tayangan Halaman

139,661

Our Visitors

Flag Counter

Brilly Quote 1

Brilly Quote 2

Brilly Quote 3

item