Ath-Thibbun Nabawi adalah metodologi yang
kompleks. Munculnya ragam penyakit dan kecanggihan metoda berpikir umat manusia
dalam menemukan berbagai bentuk, jenis hingga teknik pengobatan dalam upaya
mengatasi berbagai penyakit tersebut, termasuk dalam cakupan Kedokteran Nabi yang maha luas.
Bohong, mereka yang
beranggapan bahwa Ath-Thibbun Nabawi tidak memberikan apresiasi apapun
terhadap pencapaian ilmu medis. Riwayat berikut adalah salah satu bukti akan
kekeliruan sudut pandang tersebut.
Malik menyebutkan dalam Muwaththaa-nya
dari Zaid bin Aslam bahwa ada seorang lelaki di masa hidup Rasulullah yang
terluka sehingga darahnya menggumpal. Orang itu memanggil dua orang
lelaki dari kalangan Bani Anmaar. Rasulullah memandang ke arahnya dan berkata
kepada keduanya,
أَيُّكُمَا أَطَبُّ؟
"Siapa
di antara kalian berdua yang lebih ahli di bidang medis?"
Kedua orang itu balik
bertanya,
أَوَ فِي الطِّبِّ خَيْرٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ
"Apakah dalam medis
ada istilah lebih baik, wahai Rasulullah?"
Rasulullah r menjawab,
أَنْزَلَ الدَّوَاءَ الَّذِي أَنْزَلَ الْأَدْوَاءَ
"Tentu.
Karena Allah yang menurunkan penyakit, tentu Allah juga yang menurunkan obatnya."
Nabi secara tegas mengakui bahwa setiap pencapaian yang diperoleh oleh
siapapun –muslim ataupun kafir--, dalam
mengenal, mengetahui dan mengilmui berbagai jenis penyakit dan obat-obatan yang
dapat menyembuhkannya, haruslah dihargai. Dan bahwasanya setiap Ahli Medis
memiliki kapasitas yang berbeda-beda dalam pengenalan terhadap penyakit dan
kapabilitas dalam menyembuhkannya.
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah
bersabda,
مَنْ تَطَبَّبَ وَلَا يُعْلَمُ مِنْهُ طِبٌّ فَهُوَ ضَامِنٌ
"Barangsiapa yang
berusaha melakukan tugas medis, sementara sebelumnya ia belum mempelajari ilmu
pengobatan, maka ia bertanggungjawab terhadap hasilnya."
Itu artinya, ilmu kedokteran secara
terpisah diakui eksistensinya 'oleh' Ath-Thibbun Nabawi. Bahwasanya Kedokteran
Nabi tak pernah terpisahkan dari dinamika ilmu kedokteran secara umum. Nabi
amat mengecam orang yang melakukan praktik medis, namun dangkal ilmu
kedokterannya.
Pencapaian dari ilmu kedokteran yang telah melalui fase begitu
panjang dalam sejarah kemanusiaan, tentu tak boleh diabaikan begitu saja. Dalam
arti, setiap bentuk praktik dari kedokteran Nabi, selalu saja ilmu kedokteran
klasik atau moderen yang telah terbukti efektifitasnya, digunakan sebagai
media, penyeimbang, katalisator, atau bahkan dipraktikkan langsung
secara beriringan dengan kedokteran Nabi itu sendiri.
Kedokteran Nabi, terkadang
hadir memberi warna pada ilmu kedokteran secara umum.
Kedokteran Nabi, terkadang
menghadirkan kaidah-kaidah baku yang memuat kebenaran ilmiah yang absolut, yang
dapat dijadikan acuan demi kemajuan ilmu kedokteran secara umum.
Kedokteran Nabi, terkadang
memberi masukan-masukan praktis dalam terapi medis, yang akhirnya menyuguhkan
solusi-solusi terbaik dalam mengatasi berbagai jenis penyakit. Dan tidak
jarang, praktiknya itu berseiringan dengan penerapan ilmu medis secara umum.
Kesemuanya itu membuktikan
bahwa Islam memberikan perhatian terbaik bagi kemaslahatan umat manusia, dalam
kehidupan dunia dan akhirat. Tapi ketika Nabi a
mengatakan,
"Kalian lebih
mengetahui soal urusan keduniaan kalian," maka itu artinya, syariat Islam tidaklah mencaplok
semua urusan kemanusiaan dengan seluk-beluknya secara totalitas dalam kerangka
ajaran Islam. Ada bagian dari temuan-temuan praktis yang umat manusia
dibebaskan untuk berkreasi, berkesperimen dan mengeksplorasi segala kemampuan
mereka di dalamnya, selama tidak melanggar adab, etika dan hukum-hukum yang
ditetapkan dalam agama. Termasuk, dalam ilmu pengobatan.
Sehingga, bila dikatakanb
bahwa Kedokteran Nabi telah menyajikan seluruhnya kepada umat manusia, itu
tidaklah benar. Sebagaimana Islam juga tidak memberikan segalanya dalam dunia
perekonomian, pertanian, kesehatan, dan teknologi secara umum. Karena
bila demikian, tak ada faidah dari sabda Nabi di atas,
"Kalian lebih mengetahui soal urusan keduniaan kalian.."
Disadur utuh dari Ath-Thibbun Nabawi (Pengobatan Nabi), PT. EFMS, Surabaya, Jawa Timur. Buku cetak bisa diperoleh di toko buku. Beli! Bukan di toko bahan bangunan. Hehe
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id