Wajah-wajah Kemenangan
https://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/08/wajah-wajah-kemenangan.html
Dengki yang kelam, menyelisihi perjanjian, takut. Semua itu kamu mendapatinya ada pada keturunan monyet dan babi orang-orang yahudi.
Permusuhan orang-orang yahudi
terhadap Islam adalah permusuhan sejarah. Sejak diutusnya pembawa risalah Islam
Muhammad, tidak ada satu pintu permusuhan punkecuali mereka mengetuknya
dengan usaha sungguh-sungguh untuk mematikan agama Islam yang mulia ini. Akan
tetapi Allah tidak berkenan kecuali menyempurnakan cahayanya.
Salah satu dari mereka yang menampakkan
permusuhan itu adalah Kaab bin Al-Asyraf Al-Yahudi. Orang rendah ini berparas
tampan, seorang penyair hartawan. Semua itu membantunya menjadi salah satu
pemuka yahudi di Al-Hejaz.
Dia dengan 70 rahib yang berhasil
dipengaruhinya bersekongkol dengan kafir Quraisy setelah mereka bersujud kepada
tuhan-tuhan orang musyrikin. Begitulah para rahib tidak keberatan untuk sujud
kepada tuhan ahli syirik setelah sebelumnya mereka termasuk musuh yang keras
kepadanya.
Tetapi demi memusuhi Islam luruhlah
prinsip mereka seperti garam larut di dalam air, begitulah keturunan monyet dan
babi bersekongkol dengan penyembah batu. Setelah itu Kaab mengira bahwa dirinya
telah berada di puncak kekuatan, dia bisa menurunkan buah kemarahannya dengan
dukungan kekuatan-kekuatan yang dikuasainya.
Dia membebaskan lisannya yang kotor,
menghasut kabilah-kabilah untuk meruntuhkan Madinah Al-Munawaroh, ambisi
utamanya adalah memusuhi Islam dan kaum muslimin secara umum, dan memusuhi
Rasulullah secara khusus.
Mempertimbangkan semua itu,
Rasulullah berkata di depan para shahabatnya, “Ya Allah cukupkanlah diriku
dari Kaab bin Al-Asyraf menurut kehendak-Mu karena dia telah mengumumkan
kejahatan dan mengucapkan syair yang menghina.”
Kemudian beliau menengok para
shahabatnya, “Siapakah yang menangani Ibnul Asyraf, dia telah mengumumkan
permusuhannya dan penghinaannya kepada Allah, menyakiti Allah dan Rasul-Nya
serta mendukung orang-orang musyrik.”
Muhammad bin Maslamah berkata, “Saya
ya Rasulullah, saya siap membunuhnya.”
Muhammad bin Maslamah sedang mencari
strategi jitu untuk mengatasi Ibnul Asyraf ini. Tiga hari tiga malam hanya
makan dan minum sedikit karena memikirkan taktiknya. Kemudian dia meminta
kepada Rasulullah empat orang untuk membantunya menyelesaikan rencananya
yang berbahaya ini. Empat orang itu adalah Abu Nailah Silkan bin Salamah
saudara Kaab sesusuan sekaligus keponakannya, orang kedua adalah Abbad bin
Bisyr, orang ketiga adalah Al-Harits bin Aus, dan orang keempat adalah Abu Abas
bin Jabr saudara bani Haritsah. Kelompok pemberani yang berjumlah lima orang ini, mereka
adalah orang-orang yang ridho Allah sebagai Tuhan Islam, sebagai agama, dan
Muhammad sebagai Rasul.
Akan tetapi apa taktiknya? Bagaimana
cara mendekati si monyet itu?
Sementara orang-orang yahudi
dikepung oleh ketakutan, oleh karenanya mereka menjaga diri mereka dengan
penjagaan yang berlapis. Sesuatu yang biasa dilakukan orang-orang penakut.
Lima orang pemberani ini berkumpul, dan Allah
membuka untuk mereka sebuah taktik jitu, apa itu?
Muhammad bin Maslamah disertai empat
rekannya mendatangi benteng Kaab bin Al-Asyraf. Lalu mereka berpura-pura bahwa
Muhammad telah meminta sedekah, padahal untuk makan saja mereka tidak
punya. Muhammad bin Maslamah berkata kepada Kaab, “Dia meminta sedekah kepada
kami, padahal kami tidak memiliki sesuatu pun untuk dimakan, saya ke sini untuk
berhutang kepadamu.” Setelah berbelit-belit akhirnya Kaab bersedia memberi
hutang sejumlah 2 wasak bahan makanan dengan jaminan senjata. Mereka sepakat
bahwa transaksi akan disepakati besok malam.
Esok malam lima pemberani ini menghadap kepada
Rasulullah , mereka melaporkan apa yang telah disepakati oleh Abu Nailah
dengan Kaab bin Al-Asyraf, mereka juga menjelaskan apa yang mereka lakukan
malam ini.
Rasulullah mengantar mereka
sampai di Baqi’ Al-Gharqad seraya mendoakan mereka, “Berangkatlah di atas nama
Allah, ya Allah bantulah mereka.”
Lima orang bersandar di bawah benteng Kaab
bin Al-Asyraf, Abu Nailah memanggil Kaab yang sedang berbincang dengan istri
barunya, di mana sebelumnya dia telah menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya.
Begitu Kaab mendengar panggilan, dia langsung mengenali suara Abu Nailah yang
telah sepakat dengannya. Dia berdiri tetapi istrinya menahannya sambil memegang
ekor bajunya, istrinya berkata, “Engkau adalah pemegang kendali perang,
pemegang kendali perang tidak turun pada waktu seperti ini.” Kaab menjawab,
“Dia itu saudaraku Abu Nailah.”
“Tetapi saya seolah-olah mendengar
suara yang meneteskan darah.” Sambung istrinya.
Akan tetapi Kaab hanya memandangnya,
dia yakin bahwa dirinya adalah orang tak tertandingi. Seandainya dia tidak
mempercayai Abu Nailah niscaya dia tidak akan bergerak sejengkal pun.
Kaab menarik ekor bajunya dari
tangan istrinya dengan lembut, lalu turun dari benteng.
Baca juga 8 Amalan Sederhana Meraih Surga
Baca juga 8 Amalan Sederhana Meraih Surga
Lima orang pemberani ini menyambutnya,
sementara mereka berjalan agak menjauh benteng, sehingga mereka sampai di
tempat yang bernama ‘Syibul Ajuz’. Malam itu gelap. Abu Nailah ingin mendekat
untuk mencium aroma harum yang datang dari tubuh Kaab bin Al-Asyraf. Abu Nailah
mendekat kepadanya seraya berkata, “Dekatkanlah kepalamu saya ingin menciumnya
dan mengusap wajahku dengan minyak wangimu.”
Dengan cepat dan cekatan Abu Nailah
memegang kepala Kaab seraya berkomando kepada teman-temannya, “Sekarang ayo
pukullah musuh Allah ini.” Secara serentak di kegelapan malam pedang-pedang
menghujani Kaab, dia berteriak nyaring dan membangunkan penghuni benteng.
Dengan segera lima pemberani ini pulang setelah Al-Harits
bin Auf terkena tebasan pedang salah seorang temannya dalam kegelapan malam.
Mereka sampai di Baqi’ Al-Gharqad,
lalu mereka mengumandangkan takbir. Pada saat itu Rasulullah sedang shalat
yang beliau lakukan sejak mereka berangkat. Begitu beliau mendengar takbir,
beliau ikut bertakbir, beliau tahu kalau mereka berhasil, lalu beliau keluar
menyambutnya. Gambaran kemenangan yang mengagumkan, bayangkan mereka datang
sedangkan Rasulullah menyambut mereka, kepahlawanan yang membanggakan,
ketika mereka bertemu Rasulullah berkata, “Wajah-wajah kemenangan.”
Mereka menjawab, “Begitu pula
wajahmu ya Rasulullah.”
Para
pemberani telah melaksanakan tugas dengan baik, mereka berhasil, lebih dari
semua itu adalah doa Rasulullah.
Pertolongan ilahiyah menyertai para
pahlawan ini sejak berangkat sehingga kembali. Hasil pekerjaan ini adalah
habisnya salah seorang thaghut yahudi Kaab bin Al-Asyraf. Lisannya yang
buruk membisu, dengkinya yang kelam terkubur bersama jasadnya.
Jika kita menengok semua itu maka
kita menemukan kebersihan hati dan saratnya ia dengan iman dan takwa.
Di zaman ini kita bisa menghabisi
pemimpin orang-orang yahudi, maaf, pemimpin monyet dan babi, kita mampu apabila
kita membuang nifak, kefasikan dan muwalah kepada musuh Allah.
Kita harus kembali kepada Islam
hakiki pada saat itu kita mampu menghabisi orang-orang yahudi dan
kroni-kroninya.
Saya berharap wajah-wajah yang
beruntung, kita berhasil meraih keinginan kita. Saya bersaksi bahwa wajah-wajah
kita tidak akan beruntung kecuali dengan meneladani Rasulullah. Dari hati yang murni insya Allah.
Gerakkanlah kedua bibirmu bersamaku, “Beruntunglah wajah Rasulullah.”
39 Kisah Penumbuh Iman, PT. EFMS, Surabaya, Jawa Timur. Kisah ini adalah salah satu kisah yang ada di dalamnya. Beli bukunya dan baca kisah-kisah menakjubkan lainnya!
Ngaji juga ya di brillyelrasheed.wordpress.com dan brillyelrasheed561.wordpress.com.
Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah
Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah
Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id