Jangan Mencecar Ulama




Dalam bermadzhab selain kita perlu bertaqlid sekaligus memahami hujjah-hujjah madzhab, kita juga dianjurkan tidak mengikuti hasrat untuk mencecar ulama dengan pertanyaan-pertanyaan tentang dalil yang digunakannya dalam madzhabnya. Ibnu Taimiyah pernah menyebutkan beberapa adab bermadzhab, salah satunya adalah tidak buru-buru tanya dalil.
المستدرك على مجموع الفتاوى (2/ 279)
[الأدب مع المفتي]
لا ينبغي للعامي أن يطالب المفتي بالحجة فيما أفتاه ولا يقول له: لم؟ ولا كيف؟ فإن أحب أن تسكن نفسه بسماع الحجة في ذلك سأل عنه في مجلس آخر، أو فيه بعد قبوله الفتوى مجردة عن الحجة، وذكر السمعاني: أنه لا يمنع من أن يطالب المفتي بالدليل لأجل احتياطه لنفسه،
“Tidak patut seseorang yang ‘awwam ketika minta fatwa malah minta hujjahnya. Tidak patut pula dia bertanya, “Kok bisa? Bagaimana?” Kalau memang dia ingin tahu hujjah, sebaiknya tanya di majelis yang lain, atau pada majelis itu tapi setelah menerima fatwa tersebut, berpisah dari hujjah tentangnya. As-Sam’ani menyebutkan, “(Sebab) sesungguhnya tidak dilarang menuntut penyebutan dalil dari mufti dalam rangka kehati-hatian.”.”
Saran Ibnu Taimiyah ini sesuai dengan sabda Rasulullah,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلْ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
Bukan dari golongan kami, orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan mengasih sayangi yang lebih muda dan mengetahui hak-hak ulama kita. [Hasan: Shahih Al-Jami no. 5443; Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 96]



Related

Akhlaq 3830512316379478447

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id

emo-but-icon

Hot in week

Random Post

Blog Archive

Cari Blog Ini

Translate

Total Tayangan Halaman

Our Visitors

Flag Counter

Brilly Quote 1

Brilly Quote 2

Brilly Quote 3

item