Energi Berpikir Positif Sepanjang Hayat




Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.

Wajib atas seorang mu`min berprasangka baik kepada Allah Ta'ala. Tempat yang lebih banyak diwajibkan berhusnzan kepada Allah adalah saat tertimpa musibah dan saat kematian. Dianjurkan berhusnudzan kepada Allah Ta'ala bagi orang yang menghadapi kematian. Terus memperbagus prasangka kepada Allah dan meningkatkannya walaupun itu terasa berat saat menghadapi kematian dan sakit. Karena seharusnya seorang mukallaf senantiasa husnudzan kepada Allah. [Al-Mausu'ah al-Fiqhiyah 10/220]
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda tiga hari menjelang wafatnya,
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللهِ الظَّنَّ
“Janganlah salah seorang kalian meninggal kecuali ia berhusnuzan kepada Allah.” [HR. Muslim]


Untuk bisa berprasangka baik atau berpikir positif saat menjelang kematian, tentu kita harus melazimi dan mengistiqamahi berpikir positif jauh-jauh hari sebelum tanda-tanda kematian menghampiri. Selain itu, menumbuhkan kerinduan kepada Allah menjadi keniscayaan bagi kita yang ingin produktif dan positif sepanjang hayat.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
Dari Aisyah, dia bercerita, ”Rasulullah berkata, ”Barangsiapa senang bertemu dengan Allah, Allah juga senang bertemu dengannya. Barangsiapa benci bertemu dengan Allah, Allah juga benci bertemu dengannya.” (Aisyah berkata—pnrj) Aku bertanya, ”Wahai Nabi Allah, apakah yang dimaksud itu benci dengan kematian? kalau itu yang dimaksud, setiap kami benci dengan kematian.” Nabi menjawab, ”Tidak demikian, akan tetapi seorang mu`min jika diberi kabar gembira dengan rahmah Allah dan ridha-Nya dan surga-Nya, dia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengan-Nya. Sedangkan orang kafir jika diberi ’kabar gembira’ dengan siksa Allah dan kebencian-Nya, dia benci bertemu dengan Allah, dan Allah benci bertemu dengan-Nya.”.” [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 6507; Shahih Muslim no. 2683. Shahih Al-Jami’ no. 5964; Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 3484, 3485, 3487] 
Atas dasar itulah, sebelum nyawa kita meregang, sepanjang hayat masih dikandung badan, sudah selayaknya kita senantiasa berpikir positif setiap saat, khususnya saat ibadah, yang mana ibadah adalah aktivitas mayoritas, lebih-lebih ibadah bukan hanya mahdhah, tapi juga ghairu mahdhah yang sifatnya punya waktu dan tempat bebas. 


Related

Quantum 5204533854596663348

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id

emo-but-icon

Hot in week

Random Post

Blog Archive

Cari Blog Ini

Translate

Total Tayangan Halaman

Our Visitors

Flag Counter

Brilly Quote 1

Brilly Quote 2

Brilly Quote 3

item