Kreatif itu Prestatif





Dalam konteks kreatifitas manusia dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok:
Pertama:
Orang yang potensi inovasinya mati. Dan pembunuhan potensi inovasi itu terjadi melalui metode pendidikan yang salah. Saya pernah diberitahu oleh seorang dokter tentang contoh yang bisa menjelaskan bagaimana kita bisa membunuh potensi inovasi di dalam diri anak-anak dan murid-murid kita. Dokter itu mengatakan: “Sewaktu kecil saya sangat menyukai salah satu guru saya. Hal itu memotivasi saya untuk menulis usulan-usulan yang menurut saya penting untuk memperbaiki kondisi sekolah dan kelas-kelasnya. Saya sempat bimbang, bagaimana cara memberikan kertas usulan itu kepada guru saya tersebut. Suatu hari datanglah kesempatan yang sangat tepat ketika dia duduk di samping saya di dalam bis. Saya meminta izin untuk memberikan kertas usulan itu kepadanya. Dia menerimanya dengan terbuka dan membacanya dengan mimik yang tampak serius. Namun ketika hendak turun dari bis saya melihat kertas usulan itu tergeletak di lantai di bawah kaki guru saya. Badai kesedihan langsung menghantam tubuh saya yang mungil. Saya turun dari bis dan merasakan bawa potensi saya untuk menyampaikan pendapat, memberikan usulan bahkan potensi untuk berinovasi di dalam diri saya sudah mati. Kondisi itu berlangsung selama beberapa tahun.”


Kedua:
Orang yang memiliki potensi inovasi tetapi hanya melakukan satu atau dua kali inovasi sepanjang hidupnya. Hal itu terjadi ketika ia berada pada situasi tertentu atau menghadapi masalah tertentu.

Ngaji online juga ya di https://goldenmanners.blogspot.co.id/

Contoh terbaik untuk kelompok ini adalah apa yang ditulis oleh Al-Qurthubi di dalam Tafsirnya tentang perang Qadisiyah. Ia menyatakan: “Pada perang Qadisiyah pasukan Islam berhadapan dengan pasukan Persia yang menunggang gajah. Pada hari pertama pasukan Islam tidak mampu mengimbangi pasukan Persia karena kuda-kuda yang mereka tumpangi takut kepada gajah-gajah milik pasukan Persia. Akibatnya banyak sekali orang Islam yang gugur pada hari pertama. Kemudian salah satu prajurit Islam membuat replika gajah dari tanah liat dan memperkenalkannya kepada kudanya hingga akrab dengannya. Keesokan harinya kuda itu tidak lagi takut kepada gajah. Kemudian ia bertekat untuk menyerang gajah yang memimpin kawanan gajah Persia. “Gajah itu akan membunuhmu!” kata teman-temannya. Ia menjawab: “Tidak apa-apa aku tewas asalkan umat Islam akan menang.” Dan ternyata tindakan orang tersebut menjadi penyebab kemenangan pasukan Islam dalam perang Qadisiyah.”[1] Kita tidak mengenal siapa sesungguhnya orang tersebut. Tetapi ia telah melakukan satu kali inovasi yang menjadi penyebab lahirnya kemenangan yang besar.
Contoh lain dari orang yang hanya melakukan satu kali inovasi sepanjang hidupnya adalah Lois Edison Waterman. Ia berhasil menciptakan pena pada saat kecewa dan marah. Pada tahun 1884 Waterman bekerja di bidang asuransi. Ia berhasil mengambil alih kontrak penting dari salah satu pesaingnya dengan susah payah. 
Ketika ia menyodorkan pena bulu dan botol tinta kepada nasabahnya untuk menanda-tangani kontrak tersebut, ternyata tintanya menetes dari bulu tersebut dan mengenai berkas yang hendak ditanda-tangani. Sehingga dokumen kontrak itu pun rusak.
Waterman bergegas membuat salinan lain untuk dokumen kontrak tersebut agar bisa mendapatkan nasabah. Dalam situasi seperti itu tiba-tiba salah satu pesaingnya berhasil menyelesaikan transaksi untuk dirinya sendiri. Sementara Waterman harus kehilangan kontrak yang diusahakannya dengan susah payah gara-gara pena bulu.




Waterman benar-benar kecewa dan marah. Kemudian ia mulai berpikir untuk menciptakan pena yang dilengkapi dengan pipa tinta di dalamnya. Dan setelah melakukan serangkaian percobaan gagasan itu berhasil diwujudkan. Akhirnya pena jenis itu pun menyebar luas dan dunia tidak lagi membutuhkan pena bulu dan botol tinta yang sangat melelahkan itu. Kemudian pena Waterman memiliki citra yang baik di seluruh dunia sampai hari ini. Dan pena ini termasuk salah satu pena yang paling populer, paling bagus dan juga paling mahal harganya. Pena ini menyandang nama penemunya, Waterman.[2]
Ketiga:
Orang yang hidupnya penuh dengan inovasi dan kreasi. Ia adalah figur yang istimewa, aktif berpikir dan selalu memberikan banyak sumbangan pemikiran dan usulan yang praktis, berdaya guna dan luar biasa. Contoh terbaik untuk kelompok ini adalah sahabat Nabi yang sangat inovatif, Kholid bin Walid. Ia telah menunjukkan inovasinya di bidang kemiliteran sehingga ia tidak pernah kalah di medan perang. Dan sebagian dari strategi perangnya –karena kehebatannya- masih dipelajari di beberapa sekolah militer di Eropa sampai sekarang. Seperti strateginya dalam menarik mundur pasukan Islam dari perang Muktah.[3]




Diambil dari buku Langkah Dahsyat Menjadi Inovator Rabbani, PT. EFMS, Surabaya, Jawa Timur. Beli bukunya dan bersiaplah menjadi inovator handal!

Footnote



[1] Tafsir Al-Qurthubi, 2/363, 364.
[2] Majalah Al-Mukhtar dari Readers Digest (Beirut), Desember 1981, edisi no.37.
[3] Dalam perang ini pasukan Islam berjumlah 3000 orang melawan 200 ribu orang. Kholid memegang komando setelah tiga komandan sebelumnya –Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah- gugur di medan laga. Dalam situasi perang yang sangat berat itulah strategi perang berada di tangan Kholid. Ia harus bisa menyelamatkan pasukan Islam dari ancaman pembantaian massal. Setelah mempelajari situasi yang ada secara cepat dan mendalam, Kholid memutuskan untuk menarik pasukannya dengan resiko yang paling kecil. Itulah solusi terbaik yang bisa diambil. Karena kekuatan musuh mencapai 66 kali lipat dari kekuatan pasukan Islam. Dan untuk mencapai tujuan itu Kholid membuat strategi sebagai berikut:
A.    Kholid dan pasukannya akan bertahan di medan perang sampai petang.
B.    Di tengah gelapnya malam Kholid merubah posisi pasukannya. Ia mengganti pasukan yang berada di sayap kanan dengan pasukan yang berada di sayap kiri. Sedangkan pasukan yang berada di depan dengan diganti dengan pasukan yang berada di belakang. Dan pada saat pergantian posisi pasukan itu ia membuat kegaduhan dan hiruk-pikuk yang keras. Sehingga pasukan musuh mengira bahwa pasukan Islam mendapat bala bantuan.
C.  Setelah terbit fajar Kholid dan pasukannya menyerang musuh dengan cepat, bertubi-tubi dan dahsyat. Tujuannya adalah membuat musuh merasa bahwa pasukan Islam telah mendapatkan bala bantuan dalam jumlah besar. Strategi itu berhasil. Sebab pada pagi harinya pasukan musuh melihat wajah-wajah baru dan panji-panji baru yang belum pernah mereka lihat. Dan mereka juga melihat bahwa pasukan Islam melancarkan serangan yang sangat dahsyat. Hal ini membuat mereka merasa yakin bahwa pasukan baru dari kubu Islam telah turun ke medan perang. Kholid memanfaatkan kesempatan ini dengan menarik mundur pasukannya dari medan perang secara tiba-tiba. Sudah barang tentu pasukan musuh tidak akan mengejarnya. Karena mereka takut akan tipu muslihat yang diatur untuk pasukan Islam. Sebab, mana mungkin mereka mendapatkan bala bantuan dan tiba-tiba mundur dari medan perang. Aksi mundur yang dilakukan oleh Kholid dalam perang Muktah merupakan aksi yang paling cerdik dan paling sukses dalam sejarah militer. Dan bisa dikatakan bahwa Allah telah menyelamatkan pasukan Islam dari kekalahan total dan pembantaian massal melalui strategi Kholid ini. Bahkan keberhasilan Kholid menarik pasukannya dari medan perang itu adalah puncak kemenangan dalam perang tersebut. Sebab, menarik mundur pasukan dalam situasi semacam itu merupakan gerakan perang yang paling krusial, bahkan paling efektif dan paling bermanfaat. Para ahli sejarah mengatakan bahwa korban tewas di pihak Islam dalam perang itu tidak lebih dari 12 orang syuhada. Pada waktu itu Kholid harus berganti-ganti pedang sampai 9 kali karena patah. Dan satu-satunya pedang yang bertahan di tangan Kholid adalah pedang buatan Yaman. (Liihat: Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Maghazi, 5/103, dan Ma’arik Kholid bin Walid, karya DR. Yus Swaid, hal.173-175).


Ngaji juga di quantumfiqih.wordpress.com dan brillyelrasheed.wordpress.com.

Tags: Ormas Islam Induk di Indonesia, Jami’ah Khairiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Masyumi, Syarikat Islam Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam PERSIS, Nahdlatul Wathan, Pelajar Islam Indonesia PII, Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII, Jam’iyah Al-Washliyah, Rabithah ‘Alawiyah, Front Pembela Islam FPI, Hizbut Tahrir Indonesia HTI, Mathla’ul Anwar MA, Jam’iyah Al-Ittihadiyah, Hidayatullah, Al-Wahdah Al-Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran MTA, Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami HASMI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah PERTI, Persatuan Ummat Islam PUI,  Shiddiqiyah, Wahidiyah. 


Related

Quantum 8278171454836413018

Posting Komentar

Komentar Anda sangat berharga bagi kami. Jika Anda mendukung gerakan kami, sampaikan dengan penuh motivasi. Jangan lupa, doakan kami agar istiqamah beramal dan berdakwah. Klik juga www.quantumfiqih.com dan goldenmanners.blogspot.co.id

emo-but-icon

Hot in week

Random Post

Blog Archive

Cari Blog Ini

Translate

Total Tayangan Halaman

Our Visitors

Flag Counter

Brilly Quote 1

Brilly Quote 2

Brilly Quote 3

item